Simulasi Sidang Diplomasi Multilateral Mahasiswa HI Binus

Semester Ganjil 2014-2015 kali ini HI Binus kembali melaksanakan berbagai rangkaian simulasi sidang diplomasi multilateral. Dalam salah satu simulasi persidangan, mahasiswa mewakili delapan delegasi negara/perwakilan negara yakni Tiongkok, Indonesia, Kenya, Norwegia, Rusia, Amerika Serikat, Uruguay dan Uni Eropa membahasa tentang konvensi pengurangan penggunaan merkuri yang dibagi dalam berbagai working groups.  Simulasi ini merupakan sidang percobaan yang diberikan sebagai program pokok Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara untuk membesut kemampuan berdiplomasi, bernegosiasi, sekaligus melatih tata-cara persidangan dan public speaking para mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional di dalam forum multilateral. Oleh karenanya simulasi yang menjadi bagian dari mata kuliah “Diplomacy and International Politics” yang diampu oleh para dosen HI, Narwastuyati P. Mbeo, M.A. dan Pamungkas A. Dewanto M.A. ini, merupakan mata kuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa semester III.

Penjelasan oleh UNHCR mengenai urgensi diplomasi multilateral
Penjelasan oleh UNHCR mengenai urgensi diplomasi multilateral

 

Pada kesempatan itu, Departemen HI Binus bekerjasama dengan Direktorat Kerjasama Internasional Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri, untuk memastikan bahwa para mahasiswa dapat dibimbing langsung oleh para diplomat karir yang bertugas di kementerian itu. Diplomat yang ditugaskan untuk mengasuh simulasi sidang PBB ini diantaranya adalah Ibu Elsa Miranda, M.A., yang sebelumnya sempat bertugas di Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk Organisasi Internasional di Jenewa, Swiss. Ibu Elsa Miranda didampingi oleh seorang diplomat muda yang cemerlang dengan tugas pertamanya mendampingi Presiden Joko Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Tiongkok pada November 2014 lalu, Ruth Yohanna Lumbanraja. Keduanya menjelaskan dinamika dan etika persidangan di dalam PBB serta memberikan pendampingan pada saat berlangsungnya simulasi persidangan.

Sesi Lobby Formal antar Delegasi
Sesi Lobby Formal antar Delegasi
Sesi Lobby Informal antar Delegasi
Sesi Lobby Informal antar Delegasi

Dalam proses persidangan, para mahasiswa dengan semangat membawa kepentingan dan nama negara yang diwakilinya, memperjuangkan kepentingan nasional meski tetap memperhatikan kehendak para partner negosiasinya. Para mahasiswa juga telah mengetahui posisinya masing-masing dengan melepaskan sentimen kewarganegaraan yang mereka miliki. Meski sempat terjadi perdebatan dalam penetapan isu sekretariat dan juga pendanaan, para negosiator akhirnya bersepakat pada satu keputusan yang dapat diterima oleh para delegasi. Mahasiswa nampak antusias dan bersemangat dalam proses persidangan ini.

Pemberian Cinderamata kepada Ibu Amb. Elsa Miranda
Pemberian Cinderamata kepada Ibu Amb. Elsa Miranda dan Ruth Yohanna Lumbanraja

Simulasi sidang diatas merupakan satu dari serangkaian sidang yang kami selenggarakan, diantaranya dengan pengasuh dari Direktorat Jenderal Kerjasama Internasional Amerika dan Eropa Kemenlu RI (Dr. Rio Budi Rahmanto), United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Jakarta (Nurul Rochayati dan Ratih Joshtie), serta sharing pengalaman dengan Perwakilan Tetap Indonesia untuk Komisi antar-pemerintah bidang HAM di ASEAN (Rafendi Djamin). Banyaknya lembaga yang kami hadirkan juga diharapkan mampu membuka wawasan para mahasiswa bahwa dunia diplomasi tidak terbatas pada perwakilan-perwakilan resmi negara saja, melainkan juga turut melibatkan berbagai aktor lainnya yang berpengaruh dalam hubungan internasional. Berbagai rangkaian drilling ini dilakukan oleh HI Binus dengan landasan komitmen kami yang kuat untuk turut berkontribusi melahirkan negosiator handal dan siap berkontribusi untuk Indonesia.