Perekonomian Indonesia Jelang 2019

Pada hari Kamis tanggal 1 November 2018, Departemen Hubungan Internasional mengadakan International Relations Lecture Series (IRLS) dengan pembicara Bapak Tarli Nugroho. Pada kesempatan tersebut Pak Tarli membawakan diskusi mengenai kondisi perekonomian Indonesia menjelang 2019 kepada mahasiswa-mahasiswi HI BINUS dari streaming Multinational Corporations (MNC). Pak Tarli melihat fenomena penguatan rupiah di akhir tahun 2018 ini tidak disertai oleh penguatan ekonomi Indonesia.  Menurut beliau nilai tukar rupiah sangat berpengaruh padaperdagangan Indonesia karena daya beli konsumen yang sangat ditentukan oleh nilai mata uang. Kemampuan pedagang untuk menyesuaikan harga jual produknya tidak secepat perubahan nilai tukar mata uang.

Ekonomi Indonesia menurut Pak Tarli dapat dikategorikan stagnan. Apabila diukur berdasarkan GDP, Indonesia memang termasuk ke dalam kelompok negara G-20, namun jika didistribusikan ke jumlah penduduk yang berjumlah 265 juta jiwa pertumbuhannya masih belum tergolong signifikan. Kondisi Kemiskinan pada Mei 2018 turun 9.8% secara statistik namun bertambah secara kumulatif dibandingkan pada tahun 1998 dimana angka kemiskinan hanya dikisaran 24 juta orang. Terkait kebijakan ekonomi Pak Tarli memaparkan, pemerintah seharusnya tidak melakukan pencabutan subsidi semata namun memberikan banyak insentif kepada pengusaha agar bisnis  terus tumbuh, bukan dengan membebankan pajak kepada para pelaku bisnis semata.