Membaca “Das Kapital” Marx di Dunia Komunikasi dan Informasi – Resensi Buku

Industrial Revolution 4.0 atau Revolusi Digital 4.0 (4IR) yang digadang-gadang akan segera datang, atau bahkan sudah datang ke era kita, menjanjikan kemudahan dan kepraktisan hidup bagi generasi millennial dan sesudahnya. Pesatnya kemajuan teknologi ICT dipandang menjadi jaminan kemudahan hidup. Banyak sekali contoh milenial yang sukses melalui jalur ini, menjadi kaya raya, menjadi borjuis baru era digital. Namun demikian, masalah klasik dari kapitalisme, akumulasi kapital, tidak juga rampung.

Masalah ini menjadi fokus kajian Christian Fuchs dalam buku yang berjudul Reading Marx in the Information Age: A Media and Communication Studies Perspective on Capital Volume 1, yang membahas mengenai relevansi magnum opus Mark, Capital, dengan perubahan teknologi dan perubahan kapitalisme yang mengikutinya, maupun menjadi prakondisinya. Buku terbitan 2016 ini membahas secara komprehensif mengenai topik-topik orisinal dalam Capital I dengan menarik isomorfinya dengan masyarakat kapitalis kontemporer yang menghayati internet, digitalisasi, dan dunia virtual sebagai bagian tak terpisahkan dari embodiment mereka sehari-hari. Fuchs membagi buku terbitan Routledge ini menjadi delapan sub-bab utama yang menjelaskan mulai dari komoditi dan uang, supremasi nilai-tukar di atas nilai-guna untuk menciptakan nilai-surplus, hingga bagaimana akumulasi dilakukan raksasa-raksasa media seperti Facebook, Twitter, Amazon, dan seterusnya.

Sumber: http://fuchs.uti.at

Mengapa media? Kapitalisme era sekarang ini berbeda dengan kapitalisme era Marx di abad-19. Kapitalisme kontemporer merupakan ruangwaktu di mana keuangan, teknologi, transportasi, budaya konsumen dan periklanan memainkan peran yang lebih besar secara global. Namun apa yang terjadi di masa kini ini telah diantisipasi oleh Marx dua abad lalu. Dia menekankan bahwa masyarakat itu historis: kapitalisme berkembang dan memperoleh kualitas dan diskontinuitas baru untuk mereproduksi struktur dasar yang mendasarinya, yakni struktur akumulasi modal. Buku yang judul aslinya Marx lesen im Informationszeitalter. Eine medien- und kommunikationswissenschaftliche Perspektive auf >Das Kapital. Band 1 ini menekankan bahwa Marx sangat peduli dengan etika dan politik, sehingga baginya kita membutuhkan alternatif dari kapitalisme karena kita tidak hidup di dunia terbaik, sehingga yang dapat kita lakukan adalah mengubah perikehidupan kita dengan tangan kita sendiri, bukan menungguy keajaiban.

Mengapa kita harus membaca Marx dari perspektif dan fokus pada media dan komunikasi? Sejarah kapitalisme adalah sejarah perang, ketidaksetaraan, kontrol, dan krisis. Dunia virtual, digital, dan terkompresi sekarang ini menjadikan kita terasing (alienated) dari hal-hal yang otentik. Marx mengistilahkan ketergantungan kita pada internet dan komunikasi digital sebagai “fetish”, suatu objek pemujaan yang kita pakai sebagai pengganti atas hubungan-hubungan sosial dan manusiawi yang lebih otentik.  Manusia dewasa ini diasingkan, terpisah dari orang-orang lain dan justru lebih akrab kepada avatar digital, rekan-rekan virtual, dunia virtual ciptan mereka sendiri, dan seterusnya, semua yang merampas komunikasi kita dengan sesame manusia sebagai manusia.

Ekonomi ICT mungkin memang bukan sektor dominan kapitalisme; namun, sama seperti industri kapitalis lainnya, tetap penting untuk memahami kapitalisme. Kapitalisme kontemporer adalah kapitalisme informasi seperti halnya kapitalisme keuangan, kapitalisme imperialis, kapitalisme krisis, kapitalisme hiper-industri (pentingnya bahan bakar fosil dan industri mobilitas), dan seterusnya. Kapitalisme adalah formasi ekonomi dan sosial multidimensi. Informasi adalah salah satu dimensi ini. Untuk mempelajari peran dan kontradiksi informasi dalam kapitalisme adalah upaya penting dan dimensi dari teori kritis masyarakat.

Adalah salah bagi kita masyarakat informasi untuk meremehkan dan mengabaikan peran informasi, media, dan komunikasi dalam kapitalisme. Jika seseorang melihat statistik yang menampilkan keuntungan, pendapatan, aset modal, dan nilai pasar saham dari perusahaan transnasional terbesar di dunia, maka orang akan melihat bahwa beberapa dari mereka berada di sektor ekonomi dan cabang seperti periklanan, penyiaran dan kabel, peralatan komunikasi, perangkat keras komputer; budaya, hiburan, dan rekreasi; layanan komputer, perangkat penyimpanan komputer, elektronik, platform Internet, pencetakan dan penerbitan, semikonduktor, perangkat lunak, dan telekomunikasi.

Bagaimanapun, buku ini memang tidak dapat memberikan laporan lengkap tentang perkembangan komunikasi saat ini. Fenomena komunikasi berkembang dengan sangat cepat. Namun kapitalisme komunikatif tetap sama pada tingkat paling dasar di dalam dan melalui perubahan yang dinamis dan dialektika kontinuitas dan diskontinuitas. Diakui Fuchs sendiri, buku ini ketinggalan beberapa perkembangan komunikasi penting yang terjadi yakni: big data, komputasi awan, pengawasan pemerintah berskala besar diungkapkan oleh Edward Snowden, budaya pembuat, iklan seluler, media sosial, iklan online bertarget, dan sharing economy. Namun bagi Fuchs, fenomena seperti itu bisa datang dan pergi, sedangkan kapitalisme, komunikasi, dan kontradiksinya memiliki sejarah yang lebih panjang (Aditya Permana).

Judul buku         : Reading Marx in the Information Age: A Media and Communication Studies                                   Perspective on Capital, Volume 1
Penulis              : Christian Fuchs
Tahun terbit       : 2016
Penerbit             : Routledge
Halaman            : 416