HI Binus University dalam US-Indonesia Think Tank Conference
Kepala Departemen Hubungan Internasional Binus University, Tirta Mursitama, PhD menjadi salah satu dari 38 peneliti dan akademisi dari Amerika Serikat dan Indonesia yang diundang di acara US-Indonesia Think Tank Conference yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri bersama dengan Kedutaan Besar RI Washington DC pada tanggal menyelenggarakan US-Indonesia Think Tank Conference yang diselenggarakan pada 16-17 Juli 2012 di Kement rian Luar Negeri, Jakarta.
Selain Tirta, Intelektual AS yang ikut dalam Konferensi ini adalah Michael Mazza (American Enterprise Institute), Daniel Bob (Sasakawa Peace Foundation), Bronson E. Percival (CNA Strategic Studies), Patrick M. Cronin (Center for a New American Security), Satu P. Limaye (East West Center), Walter Lohman (The Heritage Foundation), Meredith Broadbent (CSIS), Ashok Menon (Nathan Associates Inc.), Vikram Nehru (Carnegie Endowment for International Peace), Steven R. Okun (Kohlberg Kravis Roberts & Co. L.P.), Samuel D. Scoles (White & Case LLP), Edward Gresser (Fontheim International/Global Works Foundation), Duta Besar David N. Merrill (USINDO), Murray Hiebert (CSIS), Richard Wike (PEW Global Attitudes Project), Eric Brown (Hudson Institute), James Hoesterey (Emory University) dan Eric Jones (Northern Illinois University).
Sedangkan Indonesia diwakili oleh peneliti/akademisi/pengamat dari berbagai institusi yaitu Jusuf Wanandi (CSIS), Juwono Sudarsono (Universitas Pertahanan), Duta Besar Prof. Dr. Hasjim Djalal, Connie Rahakundini Bakrie (Institute of Defense and Security Studies), Rizal Sukma (CSIS), Andi Widjajanto (UI), Prof. Djisman Simandjuntak (Prasetya Mulya Foundation), Sri Adiningsih (UGM), Evi Fitriani (APEC Center UI), Padang Wicaksono (UI), Duta Besar Soemadi D.M. Brotodiningrat, Firmanzah (UI), Kusnanto Anggoro (Universitas Pertahanan), Duta Besar Wiryono Sastrohandoyo (CSIS), Zulfiani Lubis (ANTV), Meidyatama Suryadiningrat (The Jakarta Post), Rafendi Djamin (Human Rights Working Group Indonesia), Ulil Abshar Abdalla (Freedom Institute), Ali Munhanif (UIN Syarif Hidayatullah) dan Zannuba Rahman (Wahid Institute).
Konferensi membahas 3 (tiga) tema utama yaitu Politik (Geopolitics and Regional Architecture: Future Direction and Possible Scenarios), Ekonomi (Economy: Ensuring Inclusive Economic Growth) dan Isu-isu Terkini (Responding to Sea of Change in the New World). Pada kesempatan yang sama, dibahas pula upaya peningkatan hubungan bilateral.
Dalam konferensi tersebut, Tirta Mursitama memaparkan posisi Transpacific Partnership Program (TPP) dari sisi ekonomi politik internasional. Tirta Mursitama mencoba menjelaskan bagaimana keinginan untuk meliberalisasi pasar Asia Pasifik menemukan momentum setelah Amerika Serikat ikut dalam TPP pada tahun 2008. menurut Tirta, TPP menjadi kendaraan bagi Amerika Serikat untuk menyeimbangkan kekuatannya dalam menghadapi Cina dan India di Asia. bagi AS, terlepas apakah negara-negara Asia Pasifik menganut ide fair trade ataupun protectionism, TPP tetap akan menguntungkan Amerika Serikat karena AS berkeinginan melakukan upaya pengaturan perlindungan hak kekayaan intelektual produk industri kreatif dan farmasi AS.
Selain untuk mempertemukan ide segar dan visi tentang masa depan berbagai lingkup kemitraan antara intelektual Indonesia dan AS, Konferensi tersebut diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam mengisi kerjasama Kemitraan Komprehensif antara AS dan Indonesia khususnya di bidang pendidikan dan people to people contact.