Tantangan Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015
Oleh: Richa Yustikaningrum
ASEAN Economic Community pada tahun 2015 nantinya menjadi babak baru bagi perkembangan perekonomian negara-negara khususnya di kawasan Asia Tenggara sekaligus memberikan harapan akan prospek dan peluang bagi kerjasama ekonomi antar kawasan dalam skala yang lebih menakjubkan lagi. Hal ini tentunya membutuhkan persiapan serta pertimbangan strategis atas berbagai fakta kondisi perekonomian, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi di beberapa negara anggota ASEAN yang sangat beragam, misalnya Kamboja, Laos dan Myanmar. Perlunya strategi khusus bagi negara-negara tersebut untuk terus memacu keaktifan perekonomian domestiknya agar maju sejajar, minimal mereka dapat menyeimbangkan posisi kesiapan ekonominya dalam proses integrasi ekonomi 2015 nanti. Hal ini dirasa perlu mengingat kondisi ekonomi negara tersebut relatif tidak setangguh negara anggota lain yang terlihat mapan secara ekonomi seperti Singapore, Malaysia, Filipina, Thailand, Indonesia dan Brunei Darussalam, Memang melihat perbedaan sektor ekonomi tentunya membutuhkan koordinasi efektif dalam memacu perekonomian anggota negara lainnya, agar mampu menapaki rencana implementasi ASC 2015 dengan seimbang dan efektif.
Upaya integrasi ekonomi secara aktif dituangkan dalam ASC 2015 nantinya, membutuhkan peran dan langkah strategis para pembuat kebijakan, dimana harus mampu mempererat hubungan sektor bisnis di negara-negara kawasan Asia Tenggara. Dalam rangka ASC 2015, sebagai bentuk upaya strategis dan pemahaman tentang upaya pencapaian dan memahami tantangan ASC tersebut, melalui Roundtable 29 April 2010 lalu ASEAN Studies Centre of the Institutes of Southeast Asian Studies menghasilkan sumbangan pemikiran, gagasan dan analisa para ahli yang terlibat dan mewujudkannya dalam sebuah buku dengan judul Achieving ASEAN Economic Community 2015 : Challenges for Member Countries & Businesses diterbitkan oleh Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS) Singapore.
Buku ini memberikan semacam pandangan bagi pembaca untuk memahami seperti apa tantangan yang dihadapi oleh masing-masing Negara dalam ASEAN Economic Community 2015 nantinya, termasuk mengulas pandangan dari negara anggota ASEAN terkait prospek, target, upaya pencapaian salah satu pilar ASEAN Community yakni pilar ekonomi tersebut. Berpijak pada 4 karakteristik utama dalam pilar ekonomi AEC yakni a single market and production base, competitive economic region, equitable economic development and integrated into the global economy, maka dalam setiap topic tulisan yang disajikan dalam buku ini, sepertinya penulis berupaya mengintegrasikannya sehingga pembacanya tidak merasa rumit dalam memahami substansi buku ini, terlebih di setiap pembahasan para penulis juga menyajikan data-data yang cukup memberikan gambaran tentang kondisi faktual masing-masing negara anggota ASEAN.
Secara substansi, buku ini dipilah menjadi tiga bagian yang berbeda, pada bagian pertama buku ini lebih banyak mengulas tentang apa yang menjadi tantangan bagi negara-negara anggota, dimana khusus pada bagian ini di setiap bab, terdapat ulasan detail bagaimana mengupayakan pencapaian integrasi ekonomi ASEAN 2015 nantinya berdasarkan perspektif masing-masing negara anggota ASEAN, analisa ekonomi yang didasarkan pada apa yang menjadi tantangan serta wujud kebijakan perekonomiannya, bagaimanakah integrasi masing-masing sektor penunjang perekonomiannya, serta identifikasi peran sektor bisnis di masing-masing negara seperti Brunai Darussalam, Kamboja, Laos, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapore, Thailand dan Vietnam.
Selanjutnya pada bagian kedua buku tersebut, secara spesifik menyajikan apa yang menjadi tantangan sektor swasta dari masing-masing negara anggota ASEAN, seperti Indonesia misalnya, bagaimana perspektif sektor bisnis Indonesia dalam proses integrasi regional, selanjutnya Malaysia, Filipina, Brunai Darussalam, Singapore, Vietnam dan Thailand memberikan penjelasan tentang tantangan dan partsisipasi sektor privat/swasta dalam upaya integrasi ekonomi ASEAN. Pada akhirnya di bagian ketiga buku ini memberikan rekomendasi tentang apa yang harus dilakukan bagi terwujudnya ASEAN Economic Community 2015 yang efektif baik secara ekonomi dan bisnis, dimana negara anggota ASEAN sangat perlu untuk menitikberatkan pada kerjasama dan koordinasi yang utuh antar sektor perekonomian, perlunya menjaga hubungan yang harmonis baik di level domestik maupun regional dengan terus meningkatkan partisipasi aktif seluruh negara anggotanya.
Secara keseluruhan, buku yang merupakan kumpulan paper ini dapat menjadi salah satu rujukan kita dalam memperkaya wawasan tentang perekonomian masing-masing negara anggota ASEAN serta secara khusus memberikan pemahaman komprehensif dalam melihat prospek, tantangan bagi integrasi ekonomi ASEAN di tahun 2015, dan berkontribusi bagi para pembelajar hubungan internasional khususnya dalam studi kawasan Asia Tenggara.