ICOBIRD 2013 Sesi ASEAN and International Business
Diskusi sesi kedua dalam konferensi tahunan ICOBIRD (International Conference in Business) dibagi menjadi dua kelompok terpisah dengan beberapa narasumber yang memberikan pemaparan topik sesuai bidangnya masing-masing. Para narasumber ini diberikan kesempatan untuk mempresentasikan topik masing-masing yang sudah diajukan.
Pembicara yang pertama adalah Nuah P Tarigan dari Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Adapun topik yang diusung adalah Social Entrepreneurship and Its Relationship with Poverty Alleviation Issues, yakni secara umum menjelaskan tentang pentingnya pembaharuan dari segi manajemen dan leadership dalam perusahaan dengan menggunakan pendekatan social entrepreneurship. Adapun beberapa pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa Universitas Bina Nusantara, yang pertama tentang perbedaan antara Social entre dan koperasi sosial. Dikatakan bahwa koperasi hanya berbicara mengenai keuangan dan berupaya menciptakan microfinance sendiri serta hanya merupakan satu bagian kecil dari entreprenership, sedangkan social entre sangat luas, komunitasnya bisa memperhatikan satu sama lain dan dapat memperhatikan satu sama lain. Pertanyaan yang kedua adalah, bisakah Jokowi dan Ahok merubah situasi Jakarta jika menggunakan pendekatan yang telah dipaparkan yang dijawab dengan positif oleh pembicara jika melalui metode seven leadership dimana salah satunya adalah melakukan perbaikan dan pengembangan di perusahaan dahulu, lalu kemudian mengupayakan perubahan pada lingkungan.
Pembicara kedua adalah HeryWinoto dari Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta dengan topik Competitive Advantage Strategy and Core Competence on Value Innovation, also It’s Implication on Reputation. Berbeda dengan pembicara sebelumnya, kali ini partisipan tidak memberikan pertanyaan terkait topik diatas.
Pembicara ketiga adalah SurachmanSurjaatmadja dari Universitas Bung Karno, Jakarta dengan topik Transfer of Training: Indonesian State-Owned Enterprises Facing the ASEAN Economic Community, 2015. Transfer of training dianggap bisamempercepat kinerja perusahaan. Transfer of Training ini pengaruhi oleh learner characteristic, design training, environment, dan training process. Poin penting dari topik ini adalah apakah transfer of training dapat diimplementasikan dalam ASEAN Community 2015 untuk mempengaruhi kinerja perusahaan. Pembahasan berlanjut dengan menggunakan contoh keefektifitasan BUMN dalam menghadapi ASEAN Community. Salah satu pertanyaan yang berasal dari Ketua Jurusan Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara, Tirta Nugraha Mursitama, S.Sos., M.M., Ph.D, adalah apakah transfer of training hanya dapat diterapkan pada pegawai perusahaan saja. Pembicara menjawab bahwa transfer of training dapat juga diberlakukan bagi minister atau manager asalkan sesuai dengan tata cara dan tepat sasaran.
Pembicara selanjutnya adalah Jerry Marcellinus Logahan dari Universitas Bina Nusantara, Jakarta dengan topik Analysis of The Effect Of Leadership And Creativity On Employees Performance And Impact on Product Innovation In Division Promoters Stardindo Protainment. Dengan menggunakan metodelogi Quantitative research, pembicara mengungkapkan bahwa untuk membuat inovasi produk dan meningkatkan kreativitas, kita harus meningkatkan kinerja leadership. Caranya adalah dengan mengadaptasi masukan-masukan dari tingkat bawah (pegawai). Pertanyaan dari partisipan terhadap topik ini adalah; (1) Apa sajakah kendala dalam inovasi produk?, (2) Bagaimana metode menentukan leader yang baik?. Kendala dalam inovasi produk adalah ketidakmampuan leader dalam meningkatkan Employees Performances sehingga mengakibatkan menurunnya kreativitas pegawai. Sedangkan menentukan leader yang baik harus menggunakan metode questionnaire yang dibagikan kepada seluruh responden tentang bagaimana tipe leader yang mereka inginkan.
Pembicara selanjutnya adalah Yerki Teguh Basuki dari Universitas Bina Nusantara, Jakarta dengan topik Build Operate Transfer (BOT) as Synergy Trade Solution Toward CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) Indonesia to the Invesment of Purified Water System in Pharmaceutical Industries To Achieve Sustainability and Competitive Advantages. Dikatakan bahwa cara pembuatan obat dengan metode ini akan mendorong perusahaan untuk lebih kreatif dan inovatif, namun resiko yang mungkin dihadapi adalah rentannya resiko kesalahan dalam pengerjaan proyek tersebut.
Pembicara selanjutnya adalah Dewa Ayu Putu Eva Wishanti dari Universitas Brawijaya, Malang dengan topik Role of Indonesia in Managing Business Competitiveness in ASEAN Through the Development of Small and Medium Enterprises. Dikatakan bahwa UMKM adalah Agen yang bisa menangani atau menahan economic shock dan krisis ekonomi serta dapat membantu pemulihan ekonomi. Yang dimaksud dengan agen disini adalah kios-kios dan pedagang kecil. Pada kebanyakan kebijakan lain di negara-negara seperti Malaysia dan Thailand, pemerintah terlalu menitikberatkan terhadap perusahaan besar, padahal fakta menyebutkan bahwa pedagang kecil lebih banyak menyita lapangan kerja bagi masyarakat di wilayah ASEAN. Pemaparan mengenai topik diatas menuai berbagai pertanyaan, salah satunya adalah bagaimana membuat kebijakan politik yang dapat memaksimalkan kinerja Small and Medium Enterprises. Pertanyaan ini dijawab dengan saran dari pembicara bahwa Indonesia harus meningkatkan perkembangan ekonomi dan menaruh perhatian lebih di sektor jasa dan industri. Mengenai perannya di ASEAN Community, Integrasi ASEAN dipercaya akan dapat dipenuhi apabila juga terdapat kontak antarindividu, tidak hanya kontak antar pemerintah. Kesimpulannya, Indonesia belum siap akan ASEAN Community melihat banyaknya usaha kecil dan menengah yang belum tahu benar perannya dalam perekonomian Indonesia. Selain itu masih banyak sektor yang harus dikembangkan dan peran serta masyarakat untuk mendukung kesiapan Indonesia dalam menghadapi ASEAN Community 2015.
Pembicara selanjutnya adalah Enggal Sriwardiningsih dari Universitas Bina Nusiantara, Jakarta dengan topik How Are Local Governance And Education Performance A Critical Development in Indonesia. Secara umum, pembicara mengungkapkan bahwa pendidikan di Indonesia tidak akan berkembang tanpa adanya strategi yang tepat, koordinasi yang lebih baik, dan perbaikan kualitas dalam basic education. Topik yang disampaikan pembicara ini menuai berbagai pertanyaan, salah satunya adalah kemungkinan akan budget minim yang alokasikan untuk sektor pendidikan. Namun pembicara dengan optimis menjawab bahwa hal tersebut tidak akan menjadi penghalang asalkan dana yang selama ini dialokasikan ke sektor pendidikan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Pembicara selanjutnya adalah Evy Steelyana dari Universitas Bina Nusantara, Jakarta dengan topik The Role of Financial Inclusion in the implementation of Financial Reporting Standards For SMEs (Small Medium Enterprise) in Indonesia in facing the ASEAN Economic Community in 2015. Seperti yang telah diketahui, Small Medium Enterprise adalah aktor yang sebenarnya bagi perekonomian Indonesia dan telah memberikan kontribusi besar terutama saat Indonesia mengalami krisis ekonomi. Maka dari itu diharapkan usaha kecil dan menengah tersebut dapat memberikan laporan keuangan yang jelas, transparan, dan legal sebagai keuntungan kompetitif pada masa ASEAN Community nanti. Orang-orang Indonesia harus didukung secara penuh untuk menjadi bankable. Walaupun menghasilkan uang adalah tujuan utama bagi para pedagang tersebut, namun peran serta pemerintah juga dibutuhkan agar perekonomian lebih terorganisir.
Pembicara yang terakhir untuk sesi kedua ini adalah Ermalia Normalita dari Universitas Bina Nusantara, Jakarta dengan mengusung topik Conceptual Framework of Consumer Behavior Model in 4G Mobile Service. Topik ini banyak menyita perhatian karena teknologi 4G masih dalam tahap pengembangan dan belum digunakan oleh masyarakat luas. Inilah yang menjadi pertanyaan dari partisipan karena memang teknologi ini masih hanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar, sedangkan penggunaan tekonologi mobile 3G saja masih belum merata. Namun dikatakan bahwa sudah ada beberapa provider yang menginvestasi untuk pengembangan 4G misalnya dengan menggunakan tower bersama. Mengenai perannya dalan perekonomian Indonesia, pembicara menjawab bahwa konsumerisme bisa dilihat sebagai sesuatu yang positif dan negatif. Tapi pada kenyataannya, orang Indonesia cenderung tidak terlalu memedulikan hal tersebut dan akan tetap menggunakan produk apapun yang terus berkembang sesuai trend masa kini.
Secara garis besar, diskusi sesi kedua ICOBIRD berjalan dengan lancara tanpa kendala yang berarti. Semua pembicara mendapatkan kesempatan untuk memaparkan topik sesuai bidang masing-masing meskipun pertanyaan dan respon partisipan tidak sama bagi masing-masing pembicara. Walau demikian, diskusi berjalan lancara dengan antusiasme yang baik.