Dari Tugas Mata Kuliah hingga Bertemu Hakim Mahkamah Konstitusi
Oleh Noto Suoneto
Dalam rangka Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Indonesia dalam Perspektif, dosen pengampu mata kuliah, Mbak Richa Vidya Yustikaningrum memberi tugas pembuatan film dokumenter berdurasi 10 menit sebagai salah satu tugas Ujian Akhir Semester. Kelas 01PC3 dibagi menjadi 8 kelompok yang akan mengambil delapan tema yang berbeda yang telah ditentukan oleh Mbak Richa. Kelompok kami yang beranggotakan Noto Suoneto, Jonathan Edward, Sari Puspa Christin, Gregorius Anggoro, dan Rifda Al Azmi mendapatkan tema “Mengenal Lebih Dekat Mahkamah Konstitusi.” Kami diminta untuk melakukan wawancara terhadap Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi serta salah satu Hakim Konstitusi Republik Indonesia.
Maksud dari pembuatan video dokumenter ini adalah mengenalkan masyarakat mengenai tugas dan wewenang Mahkamah Konstitusi serta upaya yang dilakukan jajaran Mahkamah Konstitusi dalam mengembalikan kepercayaan masyarakat yang sempat turun akibat kasus korupsi yang melibatkan Ketua Mahkamah Konstitusi.
Bulan Desember dan awal Januari yang lalu , setelah melalui proses perizinan dan mengatur jadwal pertemuan, akhirnya kami diberikan kesempatan untuk bertemu langsung dan mewawancarai Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi, Bapak Janedjri M. Gaffar. Kami pun sangat senang bukan kepalang tatkala kami mendapatkan kesempatan untuk bertemu sekaligus melakukan wawancara terhadap Prof. Dr. Maria Farida Indrati S.H., M.H. satu satu hakim konstitusi Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Dalam waktu wawancara yang berkisar 30-45 menit, kami menanyakan mengenai informasi terkait peran dan fungsi Mahkamah Konstitusi, serta suka-duka menjadi Sekjen dan Hakim Konstitusi. Kami pun mendapatkan pelajaran yang berharga dari mereka berdua. Tak lupa beliau berdua memberikan pesan terhadap mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara.
Dalam pandangan kami, pelayanan yang ramah dan santun serta sistem kerja dan keamanan yang terstruktur dan cepat membuat Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia berbeda dengan lembaga birokrat lainnya di Indonesia. Tak heran bila Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia pernah mendapatkan penghargaan sebagai salah satu Mahkamah Konstitusi terbersih dan terbaik di dunia.
Kesempatan mengunjungi Gedung Mahkamah Konstitusi dan mewawancarai pejabat tinggi di lembaga yudikatif tersebut menjadi pengalaman berharga dan berguna bagi kami. Ini semua tidak terlepas dari fasilitasi dan bantuan yang dilakukan oleh Departemen Hubungan Internasional.
Diharapkan pembuatan video dokumenter ini dapat membantu Mahkamah Konstitusi untuk mengembalikan wibawa hukum di Indonesia agar hukum di Indonesia dapat sesuai dengan konstitusi Indonesia. Selain itu, diharapkan video ini menjadi salah satu kontribusi nyata mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara terhadap upaya memberikan pemahaman benar kepada masyarakat luas mengenai arti penting lembaga yudikatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.