IR Lecture Series yang ke-9 dengan Mayor (Inf) Agus Harimurti Yudhoyono

 

Pada Selasa, 20 Mei 2014, Departemen Hubungan Internasional menyelenggarakan IR Lecture Series (IRLS) yang ke-9 di Kampus Joseph Wibowo Center (JWC), Senayan. Topik yang diangkat kali ini adalah mengenai hubungan antara teknologi dan keamanan. Topik ini kami pilih karena meski begitu penting, topik ini belum begitu luas didiskusikan di universitas-universitas di Indonesia. Oleh karena itu, selain mahasiswa Hubungan Internasional (HI) Universitas Bina Nusantara, acara ini terbuka untuk mahasiswa universitas lain dan publik secara umum, dengan jumlah peserta yang hadir sekitar 100 peserta. Dengan menghadirkan pembicara dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan pendidikan yang sangat baik di bidang keamanan dan pertahanan, yakni Mayor (Inf) Agus Harimurti Yudhoyono, tema yang dibahas di IRLS kali ini adalah “The Legacy of Warfare: Technology Advancement vs. Boots on the Ground”.

Mayor Agus Yudhoyono dalam the 9th IR Lecture Series
Mayor Agus Yudhoyono dalam the 9th IR Lecture Series
Mayor Agus Yudhoyono menjelaskan perihal teknologi drone
Mayor Agus Yudhoyono menjelaskan perihal teknologi drone

Secara garis besar, Mayor Agus menjelaskan perubahan karakteristik perang-perang besar konvensional sejak Perang Dunia I hingga peperangan modern saat ini yang bersifat asimetris. Akan tetapi, ada satu kesamaan dari seluruh perang yang pernah terjadi di dunia ini, yakni elemen-elemen yang mendorong terjadinya perang atau yang Carl von Clausewitz sebut sebagai ’the trinity of war’: political purpose & effect (government); violence & passion (people); dan uncertainty & probability (military). Terlepas dari kesamaan elemen perang di berbagai peperangan yang pernah terjadi, tidak ada satu formula yang sama yang dapat mengakhiri berbagai peperangan yang berbeda.

Mahasiswa HI Binus memperhatikan dengan seksama kuliah yang diberikan Mayor Agus Yudhoyono
Mahasiswa HI Binus memperhatikan dengan seksama kuliah yang diberikan Mayor Agus Yudhoyono

Salah satu fenomena terkini yang juga dijelaskan oleh Mayor Agus adalah bahwa peperangan modern saat ini merupakan kombinasi antara perang konvensional dan non-konvensional, baik dari segi aktor yang terlibat (aktor negara dan aktor non-negara), maupun dari segi persenjataan yang digunakan (mencakup mulai dari senapan, tank, bom eksplosif, cyber atau jaringan komputer, hingga targeted killing dengan menggunakan Unmanned Combat Aerial Vehicles). Di akhir presentasinya, Mayor Agus menyimpulkan bahwa terlepas dari kemajuan teknologi persenjataan yang terus berkembang di abad ke-21 ini, satu hal yang konstan adalah bahwa perang merupakan human endeavour, dan yang memenangkan perang adalah pihak yang paling kuat, paling pintar, dan paling mampu beradaptasi.

 

Tirta Nugraha Mursitama, PhD memandu sesi tanya jawab
Tirta Nugraha Mursitama, PhD memandu sesi tanya jawab

Pada sesi tanya jawab yang dipandu oleh Kepala Departemen HI Binus, mas Tirta Mursitama Ph.D., cukup banyak pertanyaan kritis yang ditujukan kepada Mayor Agus. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak hanya diajukan oleh mahasiswa HI Binus, tetapi juga oleh mahasiswa HI Universitas Indonesia dan visiting researcher dari Center for Strategic and International Studies (CSIS). Pertanyaan-pertanyaan pun beragam dari isu serangan drones, alat utama sistem persenjataan Indonesia, targeted killing, cyber defence, hingga peran TNI di perbatasan. Kemudian acara ditutup dengan penyerahan cinderamata oleh mas Tirta kepada Mayor Agus, serta foto bersama dengan seluruh peserta.

 

Pemberika token of appreciation oleh Kepala Departmen Hubungan Internasional BINUS, Tirta Nugraha Mursitama, PhD kepada Mayor Agus Yudhoyono
Pemberika token of appreciation oleh Kepala Departmen Hubungan Internasional BINUS, Tirta Nugraha Mursitama, PhD kepada Mayor Agus Yudhoyono
Foto Bareng Mahasiswa HI Binus dan Mayor Agus Yudhoyono
Foto Bareng Mahasiswa HI Binus dan Mayor Agus Yudhoyono