Dosen BINUS University Menghadiri Konferensi Mengenai Taiwan di Polandia

IMG_6713
Dosen Hubungan Internasional BINUS University, Rangga Aditya Elias, diundang untuk menghadiri the 12th Annual Conference of the European Association of Taiwan Studies, yang diselenggarakan pada 8-10 April 2015 di Krakow, Polandia atas kerjasama European Association of Taiwan Studies denganJagiellonian University. Dalam konferensi tahunan tersebut, Rangga mempersentasikan makalahnya yang berjudul “The (In)visibility of Taiwan-Indonesia Relations: Indonesian Students on the Sideline”. Makalah tersebut dinyatakan diterima oleh EATS Board dan dapat dipresentasikan pada konferensi tahunan mereka setelah melewati proses seleksi double-blinded external review yang cukup ketat.Rangga merupakan satu-satunya akademisi dari Indonesia yang pernah diundang sebagai pemakalah dalam konferensi tahunan ini sejak pertama diselenggarakanpada 2004 silam. Pada tahun ini konferensi tersebut diikuti oleh 56 akademisi dari berbagai negara Eropa dan Asia Timur dengan fokus penelitian padastudi Taiwandan cross-strait relations dari berbagai disiplin keilmuan.

Dalam makalahnya Rangga membahas tentang peran komunitas epistemik dalam hubungan antara Indonesia dengan Taiwan. Ia berargumen bahwa, ketiadaan pengakuan diplomatik serta stagnanasi hubungan Indonesia dengan Taiwan membuat hubungan semi-formal dan informal yang terjadi melaluikerjasama akademik menjadi sangat penting. Rangga melihat bahwa mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Taiwan pada dasarnya bisa dianggap sebagai komunitas epistemiksekaligus memiliki peran sebagai “agent of cooperation” bagi peningkatan hubungan Indonesia dengan Taiwan.

FullSizeRender

Pada konferensi tersebut Rangga juga berkesempatan untuk melakukan dinner meetinginformal dengan Dewan EATS, membicarakan kolaborasi internasional antara EATS dengan departemen HI BINUS University. Sedikitnya terdapat dua hal yang disepakati dalam pertemuan tersebut yakni kerjasama untuk melakukan academic exchange serta rencana pembentukan komunitas epistemikbagistudi Taiwan di Asia Tenggara.Diharapkan upaya ini dapat menjadi langkah awal untuk membangkitkan perhatian akademisi di Asia Tenggara terhadap studi Taiwan yang jika dibandingkan dengan kawasan lainnya masih cukup tertinggal. Keterlibatan aktif Rangga dalam salah satu konferensi studi Taiwan terbesar di dunia tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi BINUS University terutama dalam berkontribusi untuk membangun komunitas akademik studi Taiwan di Asia Tenggara khususnya di Indonesia.