The 19th IR Lecture Series: Menangani Ebola bersama MSF

Wabah Ebola pernah menjadi ancaman beberapa negara di Afrika bahkan Eropa. Di tahun 2014, wabah ebola memaksa negara-negara di dunia untuk meningkatkan kesiagaan. Pembahasan mengenai Ebola di Indonesia masih sedikit sekali mendapat tempat di dalam ruang kajian hubungan internasional, oleh karena itu Departemen Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara bekerjasama dengan Medicines Sans Frontiers menyelenggarakan kuliah umum berjudul Ebola Crisis and How Global Actors Responded.

Jpeg
Dr. Guevarra sedang memberikan pemaparan tentang peran MSF dalam isu Ebola

Pembicara dari kuliah umum ini adalah Dr. Maria Guevarra, aktivis kemanusiaan dari MS yang pernah menangani langsung Ebola di Afrika. ). Dr. Guevarra yang pernah bertugas di Republik Demokratik Congo menyatakan bahwa tugas para tenaga medis dalam MSF sama sekali berbeda dengan saat mereka berhadapan dengan para pasien pada umumnya. Para sukarelawan medis ini menghadapi situasi di mana sekat antara mereka dan penyakit sangatlah tipis. Untuk menjaga agar tenaga medis tetap higienis, mereka harus mengenakan seragam khusus yang berfungsi mengisolasi seluruh bagian tubuh mereka dari udara di luar.

Mahasiswa HI Binus sedang memberikan pertanyaan
Mahasiswa HI Binus sedang memberikan pertanyaan

Meskipun berbagai pihak menyadari bahwa tugas-tugas yang dikerjakan para volunteer MSF tidaklah mudah, komunitas internasional dianggap kurang responsif menanggapi, misalnya, resiko penyebaran virus Ebola. ?Sayangnya, dukungan otoritas negara dan komunitas internasional sangat lamban. Dapat dikatakan bahwa Ebola memberikan pelajaran berharga bagi kita: bahwa krisis ini adalah tragedi atas rendahnya kemauan politik dan aksi nyata untuk mencegah menyebarnya wabah ini?, demikian tegas Dr. Guevarra.

Foto bersama pembicara dengan peserta
Foto bersama pembicara dengan peserta