Industri Pertahanan Lokal Harus Dapat Memasuki Supply Chain Global
Dr. Curie bersama Mr. Potsis
Pada 8 Maret 2016, Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Ditjen Pothan) Kementerian Pertahanan RI mengadakan Workshop Forum Teknologi Industri Pertahanan (Tekindhan) dengan tajuk “Menyiapkan Industri Pertahanan Supply Chain Global”, bertempat di Aula Bela Negara Gedung Suprapto Ditjen Pothan Kemhan. Forum yang mengundang perwakilan dari Kemhan dan industri pertahanan lokal ini bertujuan memberikan pemahaman kepada perusahaan-perusahaan industri pertahanan lokal tentang cara agar mereka dapat terintegrasi dengan rantai suplai industri pertahanan global. Forum ini mengundang Athanasios Potsis dan Arsenios Melas, konsultan Aerospace Ventures, sebagai pembicara. Pada kesempatan ini, dosen Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara, Dr. Curie Maharani Savitri, berpartisipasi sebagai moderator forum.
Dr. Curie Maharani Savitri merupakan dosen dalam streaming Kajian Keamanan di HI Binus. Salah satu mata kuliah yang diajarkannya adalah Industri Strategis dan Keamanan Global. Ia baru saja memperoleh gelar Ph.D. dari Cranfield University dengan tesis Ph.D. “Kontribusi Ofset terhadap Industrialisasi Pertahanan di Indonesia”. Selain itu, Dr. Curie telah menjadi konsultan isu-isu industri pertahanan dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait di Indonesia, seperti Kemhan dan Bappenas. Kini, Dr. Curie berupaya agar perkembangan teknologi dan industrialisasi di Indonesia dapat dicapai melalui industri pertahanan, dan agar industri pertahanan lokal di Indonesia dapat bersaing dalam rantai suplai global.
Mr. Melas menyampaikan presentasinya
Dalam workshop tersebut, disepakati bahwa industri pertahanan lokal harus dapat memasuki rantai suplai (supply chain) industri pertahanan global. Untuk mencapai tujuan ini, ofset/partisipasi industri dapat digunakan untuk memberi industri pertahanan lokal akses kepada rantai suplai global tersebut. Ofset adalah manfaat ekonomi yang diperoleh suatu negara ketika membeli alat pertahanan dari penyedia asing, yang dapat berupa alih teknologi, investasi perusahaan penyedia dalam industri lokal negara pembeli, bantuan terhadap ekspor negara pembeli. Ofset berperan dalam mengembangkan industri pertahanan lokal untuk meningkatkan kualitas dan keahlian teknologi, sehingga mereka dapat memproduksi produk-produk yang bersaing secara harga dengan kualitas yang dibutuhkan.
Industri pertahanan lokal juga dapat menggunakan perangkat-perangkat yang tersedia dari ofset untuk melakukan penetrasi pasar pertahanan global. Selain itu, mereka juga dapat berinvestasi pada inovasi produk dan mempertahankan kepemimpinan di pasar. Melalui industrialisasi pertahanan yang diperoleh Indonesia dari ofset, diharapkan bahwa Indonesia tidak lagi sekedar menggunakan peralatan pertahanan yang diimpor dari penyedia asing, namun dapat berpartisipasi lebih besar dalam rantai suplai industri pertahanan global.