Indo-Pacific and Geo-park of the Natuna Islands
Pada tanggal 29 November 2019, bertempat di Kampus BINUS FX, Departemen HI BINUS menyelenggarakan the 46th International Relations Lecture Series (IRLS) dengan tema: Indo-Pacific and Geo-park of the Natuna Islands. Pada kesempatan tersebut dipaparkan hasil riset dari Dr Siswo Pramono – Head of Policy Analysis and Development Agency, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia; Drs. Dindin Wahyudin, DEA – Head of P2K2 Multirateral, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia; dan Prof. Dr. Tirta Nugraha Mursitama, PhD. – Vice Rector Research and Technology Transfer, BINUS University.
Pada IRLS kali ini, narasumber memaparkan mengenai konsep kawasan Indo-Pasifik dan rencana pembangunan Geopark di Pulau Natuna. Konsep Indo Pasifik memiliki banyak versi, yaitu versi Amerika Serikat, Tiongkok, Australia, India, Jepang, Rusia dan Indonesia yang diharapkan menjadi versi ASEAN. Konsep ini juga memiliki latar belakang yang berbeda, ada yang berdasarkan mencari keuntungan, membuat konektivitas melalui udara, laut dan darat, dan untuk geopolitik yang biasanya dilakukan Amerika Serikat dan Tiongkok. Isu ini merupakan isu yang sensitif yang terus dibicarakan oleh Presiden Joko Widodo di ASEAN Summit dan East Asian Summit yang sampai sekarang belum menemukan titik temu. Dan Indonesia berusaha untuk menemukan titik temu tersebut.
Natuna mengajukan diri ke UNESCO sebagai Geopark dunia. Natuna juga merupakan target RPJMN pemerintah dalam 3T (Terluar, Tertinggal, dan Terdepan). Cara membangun Natuna adalah dengan kerjasama dengan pihak swasta dan mitra pembangunan luar. Contohnya antara lain perusahaan Telkom yang membangun koneksi 4G. Selain itu adanya sinergi antara hard power (militer) dan soft power (Kementrian Luar Negeri) dan kementrian lain yang terkait.