Ekonomi Politik Internasional Covid-19
Jakarta – Pada Selasa, 7 April 2020, Guru Besar Departemen Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara, Prof. Tirta Mursitama, menulis mengenai politik ekonomi COVID-19 di situs web sindonews.com. Prof Tirta mengatakan, secara singkat, menurut pandangan ekopolin, fenomena internasional terjadi sebagai konsekuensi interaksi antara kekuatan yang dimiliki negara (politik) dan perusahaan (pasar) di tingkat global.
Dalam interaksi tersebut, masing-masing aktor memiliki kepentingan tersendiri yang ingin dicapai. Pada akhirnya akan melahirkan siapa yang menjadi pemenang (winner) dan siapa yang harus rela jadi pecundang (loser). Karena interaksi itu pada dasarnya melibatkan masyarakat maka konsekuensi dari interaksi dua kekuatan tersebut juga berdampak kepada masyarakat, di tingkat nasional (domestik suatu negara) hingga secara lokal.
Dalam konteks ini, negara kadang berbenturan dengan kepentingan perusahaan (bisnis besar maupun kecil). Logika pasar adalah memupuk keuntungan sebanyak mungkin agar mendapatkan kemakmuran. Perusahaan tentu berusaha agar dapat tetap beroperasi paling tidak untuk mengurangi kerugian. Bisa dibayangkan bila akses ke dunia internasional maupun dari luar ke dalam negeri ditutup total, kegiatan bisnis terhenti. Ujung pangkalnya tidak hanya pada kelangsungan usaha itu sendiri, tetapi juga menyangkut para pekerja yang tidak mendapatkan gaji.
Lalu bagaimana alternatif mengatasinya? Selengkapnya dapat dibaca di sini.