[WEBINAR] Dampak Geopolitik dan Ekonomi Pilpres AS
Pada Rabu, 11 November 2020, dua dosen Hubungan Internasional (HI) Universitas Bina Nusantara (BINUS), yaitu Tangguh Chairil dan Dayu Nirma Amurwanti, menjadi narasumber webinar bertajuk “Kontestasi Pilpres Amerika Serikat: Dinamika Internal dan Kepentingan Eksternal” yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI) Universitas Paramadina. Webinar tersebut bertujuan untuk memberikan analisis dan prediksi kebijakan luar negeri presiden terpilih hasil pemilihan umum Presiden Amerika Serikat 2020.
Webinar dibuka oleh Dr. Tatok Djoko Sudiarto, Ketua Program Studi HI Universitas Paramadina. Narasumber webinar antara lain Dr. Wachid Ridwan, Sekretaris Lembaga Hubungan dan Kerja Sama Internasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah; Tangguh Chairil, dosen Kajian Keamanan HI BINUS; serta Dayu Nirma Amurwanti, dosen Diplomasi Perdagangan dan Bisnis HI BINUS merangkap penasihat program di Kedutaan Besar Norwegia di jakarta.
Narasumber pertama, Dr. Wachid Ridwan, membahas aspek domestik dalam pilpres AS 2020, di mana calon presiden Joe Biden dan calon wakil presiden Kamala Harris dari Partai Demokrat menantang petahana presiden Donald Trump dan wakil presiden Mike Pence dari Partai Republik. Dr. Wachid juga membahas mekanisme pilpres AS, di mana para pemilih memilih elektoral kepresidenan yang akan memberi suara elektoral kepada para calon, serta serangkaian pemilihan pendahuluan dan kaukus kepresidenan yang dilakukan sebelum pilpres.
Narasumber berikutnya, Tangguh Chairil, membahas analisis dinamika keamanan internasional serta hubungan AS dengan Tiongkok, Rusia, dan aktor-aktor lainnya setelah pilpres AS. Tangguh menyampaikan prediksi bahwa hubungan AS–Tiongkok dan AS–Rusia pada masa pemerintahan presiden terpilih Biden nanti akan terus tegang. Biden akan mencoba memutarbalikkan kebijakan luar negeri AS pada masa pemerintahan Trump, seperti bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir Iran; mengurangi lebih jauh kehadiran tentara AS di Afghanistan, Suriah, dan Irak; serta berusaha menghidupkan kembali NATO.
Namun, akan ada beberapa kebijakan luar negeri Biden yang berkelanjutan dari Trump, seperti menekan negara-negara anggota NATO lainnya untuk meningkatkan kontribusi kepada NATO; mendorong normalisasi Israel dengan negara-negara tetangganya di Timur Tengah; serta menindaklanjuti pendekatan Trump kepada Korea Utara untuk mendorong denuklirisasi. Terkait promosi demokrasi, neberapa analis memprediksi bahwa di bawah Biden, AS mungkin akan lebih intervensionis kepada negara-negara otoriter, tapi beberapa analis lainnya memprediksi bahwa kebijakan promosi demokrasi yang paling ekstrim tidak mungkin terjadi.
Narasumber terakhir, Dayu Nirma Amurwanti, membahas analisis dinamika ekonomi politik internasional setelah pilpres AS. Dayu menyampaikan bahwa pemerintahan presiden terpilih Biden akan memulihkan kepemimpinan global AS dalam isu-isu utama. Biden akan mencoba mengembalikan keyakinan pada multilateralisme serta mengembalikan sikap keras AS terkait demokrasi, hak asasi manusia, dan pemerintahan. Namun, Hubungan AS–Tiongkok tidak akan segera menghangat. AS akan melakukan negosiasi perdagangan yang hati-hati. Dayu menutup dengan pertanyaan, akankah AS memiliki sumber daya untuk mencapai ambisi globalnya?
Webinar ditutup setelah sesi tanya-jawab. Webinar dilaksanakan melalui layanan Zoom dengan peserta 76 orang