Apa Tantangan dan Progres yang Sudah Dicapai dalam Keamanan Siber Indonesia?
Pada Senin, 17 Januari 2022, Dr. Sulistyo, S.Si., S.T., M.Si. mengisi kuliah tamu bertema “Keamanan Siber Indonesia” di program studi Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara (HI Binus). Dr. Sulistyo adalah Direktur Strategi Keamanan Siber dan Sandi di Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), yaitu lembaga pemerintah yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keamanan siber dan sandi.
Dr. Sulistyo memulai kuliah tamu dengan membahas keamanan siber dalam diskursus studi HI. Ia menyampaikan bahwa keamanan adalah konsep yang diperdebatkan: definisi dasarnya adalah situasi bebas dari ancaman, dengan berbagai fokus mulai dari individu, nasional, dan internasional. Karena itu, keamanan siber dan keamanan informasi termasuk dalam konsep keamanan dalam studi HI.
Dr. Sulistyo menyampaikan bahwa dinamika keamanan siber dipengaruhi empat tren: teknologi, budaya, ekonomi, dan geopolitik. Berbagai serangan siber dan kebocoran data yang dialami Indonesia selama dua tahun terakhir juga termasuk tren tersebut. Tren tersebut didorong oleh fenomena surveillance capitalism, yaitu sistem ekonomi yang berpusat pada komodifikasi data pribadi dengan tujuan utama menghasilkan keuntungan.
Dr. Sulistyo kemudian membahas peluang dan ancaman siber Indonesia. Menurutnya, transformasi digital dan ekonomi berbasis internet berpeluang menambah produk domestik bruto (PDB) dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, berbagai serangan siber dan peretasan akun masih menjadi ancaman yang signifikan di Indonesia. Karena itu, Indonesia membutuhkan penguatan keamanan siber.
Dr. Sulistyo menyampaikan bahwa keamanan siber Indonesia sudah meningkat dari sebelumnya, yang ditandai dengan meningkatnya skor Indonesia dalam Global Cybersecurity Index. Untuk semakin memperkuat keamanan siber, pemerintah menetapkan strategi keamanan siber nasional, yang terdiri dari identifikasi dan deteksi, penanggulangan dan pemulihan, proteksi, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) keamanan siber. Strategi ini diperkuat dengan kerja sama regional, bilateral, dan multilateral bidang keamanan siber.