Foreign Policy Discussion 2: How Capacity Building for Vaccines Manufacturing Could Improve Global Health Architecture
Pada tanggal 18 Maret 2022, Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Chapter Bina Nusantara (BINUS) University menggelar kegiatan Foreign Policy Discussion (FPD) kedua. Kegiatan FPD yang dihadiri oleh seluruh staf internal FPCI Chapter BINUS University tahun 2022 diberi tema “How Capacity Building for Vaccines Manufacturing Could Improve Global Health Architecture”. Sesi FPD ini dimoderatori oleh Nadia Averina, dan untuk pemaparan materi dibawakan oleh Reiner.
Secara keseluruhan, materi FPD yang dibawakan terbagi ke dalam tiga bagian umum. Bagian pertama membahas mengenai tantangan yang ada saat ini dan yang akan datang dalam meningkatkan arsitektur kesehatan global (Global Health Architecture). Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung telah secara langsung memberikan dampak yang signifikan terhadap dunia, seperti tingkat kematian yang tinggi, inflasi yang dapat menyebabkan instabilitas, tantangan keamanan, dan meningkatkan ketidaksetaraan di seluruh dunia. Namun, selain masalah-masalah tersebut, terdapat isu seperti ketidaksetaraan vaksin, atau biasa disebut sebagai Vaccine Nationalism, yang turut menjadi perhatiaan. Isu ini terjadi sebagai dampak dari aksi negara-negara (terutama negara yang memiliki pendapatn tinggi) yang mengamankan dosis vaksin COVID-19. Sebagai akibatnya, terjadi perbedaan yang besar antara negara berpenghasilan tinggi dengan negara berpenghasilan menengah dan rendah.
Bagian kedua membahas mengenai aktor-aktor yang terlibat dan memegang peran signifikan dalam meningkatkan arsitektur kesehatan global. Menghadapi masalah vaccine nationalism, World Health Organization (WHO) menginisiasi strategi sebagai solusi yaitu dengan melalui COVAX, berkolaborasi dengan beberapa organisasi internasional lainnya. Namun, dampak dari COVAX masih minim dirasakan karena negara-negara berpenghasilan tinggi masih mengamankan dosis vaksin bagi masyarakat mereka sendiri. Hal ini dikarenakan manufaktur-manufaktur vaksin digunakan oleh negara-negara tersebut untuk keperluan mereka sendiri. Sehingga inisiasi COVAX oleh WHO masih harus menunggu dan terhambat dalam proses pembuatannya. Pada bagian terakhir materi membahas mengenai korelasi yang ada antara tantangan dan aktor yang terlibat untuk melihat masalah dan tantangan yang kemudian dapat didiskusikan lebih dalam lagi.