Arms Modernisation and Defence Industry
Binus faculty member speaks at an online workshop
Pada Jumat, 20 Januari 2023, dosen Program Studi Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara (Prodi HI Binus), Curie Maharani Savitri, Ph.D., menjadi pembicara dalam workshop online bertajuk “Arms Modernisation and Defence Industry”.
Workshop ini diselenggarakan oleh Lab 45 (Laboratorium Indonesia 2045), Lembaga kajian yang berfokus pada politik keamanan dan ekonomi politik. Workshop ini dibuka oleh Dr. Leonard C. Sebastian, associate professor RSIS (S. Rajaratnam School of International Studies) dan ditutup oleh Iis Gindarsah, koordinator Lab 45. Selain Dr. Curie, workshop ini juga mengundang Dr. Yono Reksoprodjo, Kepala Bidang Alih Teknologi dan Ofset KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan) dan Dr. Adhi Priamarizki, visiting fellow RSIS.
Pada workshop ini, Dr. Curie menyampaikan topik tentang perubahan pasar persenjataan dan prospek ofset pertahanan. Dr. Curie membahas empat hal: Pertama, tren masa depan dan trayektori perdagangan senjata global. Kedua, bagaimana perubahan tersebut memengaruhi kebijakan dan doktrin pertahanan dan keamanan Indonesia. Ketiga, bagaimana Indonesia mengoptimalkan ofset pertahanan untuk meningkatkan daya saingnya dalam rantai pasok perdagangan senjata global. Keempat, apa strategi potensial dalam jangka pendek hingga jangka menengah untuk meningkatkan pengaruh Indonesia dalam mekanisme ofset pertahanan.
Menurut Dr. Curie, di masa depan perdagangan senjata global akan menjadi pasar penjual (seller’s market), di mana terjadi keterlambatan dalam pengiriman produk dan kenaikan nilai saham industri pertahanan. Di masa depan juga akan terjadi technology decoupling antara negara-negara yang berbeda aliansi, di mana terjadi lonjakan permintaan senjata untuk aliansi masing-masing dan pemurnian rantai pasokan global.
Dr. Curie kemudian menjelaskan bahwa perubahan tersebut memengaruhi Indonesia, yang mengalami kekurangan belanja dan investasi pertahanan karena tidak ada pembagian beban dalam pengadaan pertahanan dan adanya proteksionisme. Indonesia juga terjebak dalam ‘netralitas persenjataan’, antara pemeliharaan atau modernisasi senjata.
Dr. Curie lalu menjelaskan cara Indonesia mengoptimalkan ofset pertahanan untuk meningkatkan daya saingnya dalam rantai pasok perdagangan senjata global, dengan membahas pola-pola ofset Indonesia selama Orde Baru dan program-program ofset saat ini.
Terakhir, Dr. Curie menjelaskan beberapa strategi potensial dalam jangka pendek hingga jangka menengah untuk meningkatkan pengaruh Indonesia dalam mekanisme ofset pertahanan: dengan menaikkan keekonomian skala pemeliharaan dan pengadaan senjata, serta meningkatkan otonomi strategis pada level ASEAN. Selain itu, terdapat jalan ketiga, yaitu menggunakan undang-undang omnibus untuk mengundang investasi asing di sektor pertahanan Indonesia, serta membangun perbankan kredit ofset.
Workshop ini disiarkan secara langsung di YouTube: https://www.youtube.com/watch?v=fYTIlsNuXes.