Raihan Alifiya Rahmadewi Amaludin, mahasiswi Hubungan Internasional Binus University, berbagi pengalaman magang di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Kementerian Pendidikan Tinggi dan Sains Teknologi). Beliau adalah salah satu mahasiswi yang mengikuti Enrichment Program dengan Internship Track.

Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, memiliki pengalaman magang sebelum lulus kuliah menjadi nilai tambah yang berharga. Tidak hanya memperkaya wawasan, magang juga membekali mahasiswa dengan keterampilan yang relevan di dunia profesional. Salah satu pengalaman inspiratif datang dari Raihan Alifiya Rahmadewi Amaludin, mahasiswa Hubungan Internasional Binus University, yang berkesempatan magang di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Republik Indonesia.

Sebagai bagian dari program Enrichment 3+1 —sebuah program yang memberikan mahasiswa kesempatan untuk belajar dan meniti karir di dunia profesional— Alifiya memilih jalur magang (track internship). Keputusan ini diambil agar ia dapat merasakan atmosfer dunia kerja sebelum benar-benar terjun setelah lulus.

“Saya ingin memiliki pengalaman kerja lebih dulu agar tidak mengalami culture shock ketika nanti masuk ke dunia kerja yang sesungguhnya,” ujarnya.

Selama magang di Kemendikbud, Alifiya ditempatkan di Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, khususnya di Divisi Kerjasama Luar Negeri Amerika dan Eropa. Pengalaman ini memberinya kesempatan untuk memahami langsung bagaimana kebijakan kerja sama internasional di bidang pendidikan dan kebudayaan dirancang serta dijalankan.

“Salah satu hal paling menarik adalah bagaimana sebuah Memorandum of Understanding (MoU) dibuat dari awal hingga disahkan. Saya juga belajar banyak tentang proses negosiasi dan komunikasi dengan pihak eksternal dalam kerja sama internasional,” kata beliau saat menjelaskan salah satu pengalaman menarik saat magang di divisinya.

Selain itu, ia juga mengikuti berbagai workshop yang membantunya melihat langsung dinamika di balik perundingan perjanjian internasional. Melalui pengalaman ini, ia semakin memahami pentingnya keterampilan negosiasi, analisis data, serta manajemen waktu dalam dunia profesional.

Tidak hanya membekali dirinya dengan keterampilan teknis, pengalaman magang ini juga membantunya dalam mengasah soft skills seperti kedisiplinan, adaptasi terhadap lingkungan kerja baru, serta kemampuan berpikir kritis.

“Magang ini tidak hanya tentang bekerja, tetapi juga tentang membangun pola pikir yang lebih matang dan siap menghadapi tantangan di dunia profesional,” tambahnya.

Bagi mahasiswa yang sedang mempertimbangkan untuk mengambil program magang, Alifiya menekankan pentingnya memilih tempat yang sesuai dengan minat dan tujuan karier. “Jangan ragu untuk keluar dari zona nyaman. Magang akan membantu kita memahami dunia kerja lebih awal dan membangun jaringan profesional yang berguna di masa depan.”

Kisah Alifiya menunjukkan bahwa mahasiswa Hubungan Internasional dapat berkontribusi dalam berbagai bidang, termasuk di sektor pemerintahan. Magang di Kemendikbud membantunya memahami lebih dalam bagaimana kerja sama internasional di bidang pendidikan berlangsung, sekaligus mengasah keterampilan komunikasi dan negosiasi yang penting dalam profesi HI. Bagi mahasiswa HI lainnya, magang bisa menjadi kesempatan emas untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari dan mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja. 

Jangan takut mencoba dan teruslah mencari pengalaman yang bisa membantumu berkembang!

Penulis: Stefanus Bintang Agni Kusuma Lelangrian & Yosse Mandy Aulista