Belinda Nur Fadillah salah satu mahasiswa jurusan Hubungan Internasional di BINUS University yang mengikuti program Enrichment melalui track Study Abroad, dengan keinginan kuat untuk belajar di luar negeri sejak SMP. Sebelum mengikuti program enrichment track study abroad, Belinda pernah menjabat sebagai presiden dalam organisasi Foreign Policy Community of Indonesia chapter Binus University, yang memberinya pemahaman mendalam tentang isu-isu internasional.Dari pengalaman organisasi dan tekad yang ia miliki, Belinda mengambil kesempatan yang diberikan oleh Binus University melalui study aboard dengan mengikuti program beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).

Awal mula, Belinda mengikuti program Enrichment track Study Abroad melalui banyak pertimbangan melihat banyaknya pesaing yang tersebar tidak hanya di lingkungan Binus namun secara nasional. Namun, dengan dukungan dari jurusan Hubungan Internasional dan Binus University Belinda terdorong mencoba berkompetisi melalui jalur beasiswa IISMA. Ia percaya bahwa setiap tujuan dilaui dengan kerja keras, keberanian untuk mecoba dan berusaha. Pengalaman belajar di luar negeri akan memberikan pengalaman berharga baik secara akademik maupun budaya, disamping memberikan nilai lebih bagi masa depan. 

Dengan mengikuti track study abroad melalui beasiswa IISMA, Belinda tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru tetapi juga memperluas jaringan sosialnya serta meningkatkan kemampuan interpersonal cross culture—semua hal penting dalam karir masa depannya sebagai profesional hubungan internasional. 

Manfaat Pengalaman Study Abroad dalam Program Enrichment

Melalui program IISMA dan Enrichment Study Abroad, Belinda merasakan manfaat besar yang membentuknya baik secara akademis maupun pribadi. Salah satu hal paling berkesan adalah kesempatan untuk mempelajari berbagai topik di luar studi Hubungan Internasional. Di Maastricht University, Belinda mengambil mata kuliah yang membahas media digital, globalisasi, serta isu lingkungan sosial-politik. Pengalaman ini memperluas wawasan akademiknya dan memberinya sudut pandang baru dalam memahami hubungan antarnegara yang lebih kompleks dan kontekstual.

Selain materi kuliah yang beragam, metode pembelajaran di Maastricht University juga menjadi pengalaman berharga tersendiri. Menggunakan pendekatan problem-based learning (PBL), mahasiswa di sana didorong untuk menetapkan tujuan belajar mereka sendiri dan aktif dalam diskusi kelas. Sistem ini melatih Belinda untuk menjadi pembelajar yang lebih disiplin dan eksploratif. Ia merasa cara belajar ini sangat berbeda dari yang biasa ia alami, dan justru membuatnya semakin bersemangat untuk menggali ilmu di berbagai bidang.

Tentu saja, tantangan juga hadir selama proses belajar di luar negeri. Salah satu yang paling menantang bagi Belinda adalah ketika mempelajari isu-isu lingkungan dan perubahan iklim yang ternyata jauh lebih kompleks dari perkiraannya. Namun, alih-alih menyerah, tantangan ini justru menjadi inspirasi untuk skripsinya. Ia berhasil mengangkat topik tersebut menjadi karya ilmiah yang mendalam, hingga akhirnya terpilih sebagai salah satu dari enam skripsi terbaik di jurusan Hubungan Internasional.

Tak hanya secara akademis, pengalaman studi di luar negeri juga memperkaya kehidupan sosial dan pemahaman multikultural Belinda. Ia menjalin banyak pertemanan dengan mahasiswa dari berbagai negara dan mendapatkan kesempatan berdiskusi langsung dengan dosen-dosen internasional. Menurutnya, jaringan sosial yang ia bangun selama program tersebut sangat berharga untuk masa depan kariernya. Ia juga mencatat adanya perbedaan kualitas pendidikan antar negara, yang membuatnya semakin menghargai pentingnya perspektif global. Pengalaman multikultural ini membentuk pemahaman diri yang lebih utuh dan memperkuat identitasnya sebagai warga dunia.

Dari pengalaman Belinda, kita bisa melihat bahwa setiap individu menyimpan potensi luar biasa yang terkadang baru benar-benar tumbuh saat berani melangkah keluar dari zona nyaman. Belinda Nur Fadillah telah menunjukkan bahwa dengan keberanian dan tekad, pengalaman belajar di luar negeri bukan sekadar impian—melainkan peluang nyata yang bisa diraih. Kesempatan emas seperti ini mungkin tidak datang dua kali. Maka dari itu, jangan ragu untuk mencari peluang, berani mengambil langkah besar, dan manfaatkan setiap pengalaman dengan sebaik-baiknya!

Penulis: Nazela Allia Rezeki