Jakarta, 10 Juni 2025 – Meski telah berlangsung beberapa bulan lalu, antusiasme dan semangat pembelajaran dari kegiatan Professional Skill Cells (PSC) yang diselenggarakan oleh Program Studi Hubungan Internasional BINUS University pada pertengahan Juni lalu masih terasa relevan hingga kini. Dokumentasi kegiatan tersebut menjadi pengingat akan pentingnya kolaborasi antara teori dan praktik dalam pendidikan tinggi.

PSC kali ini merupakan hasil kolaborasi antara program Professional Skill Cells dan mata kuliah Multinational Corporations Global Strategy and Social Responsibility yang secara khusus membahas strategi perusahaan multinasional dan aspek tanggung jawab sosial korporasi. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan mahasiswa pengalaman langsung serta pemahaman yang lebih komprehensif tentang dinamika perdagangan internasional, khususnya dalam konteks praktik ekspor, salah satu komponen strategis dalam operasional perusahaan multinasional.

Kegiatan dibuka dengan sambutan dari perwakilan Enrichment Program Coordinator (EPC), yang menekankan pentingnya kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja yang dinamis dan kompetitif. Dalam sambutannya, disampaikan bahwa mahasiswa perlu terus mengasah kemampuan belajar, bersikap adaptif terhadap perkembangan teknologi, serta membangun keterampilan yang selaras dengan tuntutan industri saat ini, termasuk keterampilan praktis di bidang ekspor.

Sesi utama workshop dipandu oleh Choirul Amin S. Ak., seorang praktisi ekspor sekaligus pendiri Export.id. Ia membuka sesi dengan membahas pengertian ekspor, manfaatnya bagi individu maupun negara, serta tantangan yang kerap dihadapi pelaku usaha. Salah satu poin penting yang diangkat adalah bahwa peluang ekspor terbuka luas, tidak hanya bagi perusahaan besar, tetapi juga untuk UMKM dan bahkan individu, termasuk mahasiswa.

Dalam kegiatan tersebut, partisipan yang terdiri dari mahasiswa dan alumni, diajak untuk memahami keseluruhan proses ekspor, mulai dari tahap pra-ekspor (riset pasar, penentuan kode Harmonized System, dan persiapan dokumen), proses ekspor itu sendiri (pemilihan metode pembayaran seperti Letter of Credit dan mitigasi risiko), hingga tahap pasca ekspor (monitoring dan evaluasi hasil ekspor). Pendekatan menyeluruh ini membantu peserta memahami bahwa ekspor bukan sekadar aktivitas transaksi, tetapi rangkaian proses yang membutuhkan strategi dan ketelitian.

Cakupan topik juga meluas hingga ke isu-isu global seperti perang dagang, proteksionisme, hingga tantangan struktural ekspor Indonesia, seperti dominasi komoditas mentah. Choirul mendorong mahasiswa untuk berpikir strategis dan menciptakan produk bernilai tambah agar lebih kompetitif di pasar global. Mahasiswa pun diperkenalkan pada ITC Trade Map, sebuah platform data perdagangan internasional. Melalui simulasi langsung, peserta belajar membaca data ekspor-impor, mengidentifikasi pasar potensial, dan mencari calon pembeli dari negara-negara seperti India, Jepang, Korea Selatan, dan Australia. Antusiasme peserta terlihat jelas saat sesi tanya jawab berlangsung.

Beragam pertanyaan muncul, mulai dari hambatan tarif, peran pemerintah dalam mendukung ekspor, hingga bagaimana mahasiswa bisa mulai terlibat dalam dunia ekspor meski belum memiliki produk sendiri. Diskusi pun mengalir hangat dan informatif.

Workshop ditutup dengan instruksi kepada peserta untuk membuat perencanaan alur ekspor sederhana. Tugas ini dirancang untuk memperkuat pemahaman materi dan menumbuhkan inisiatif mahasiswa dalam menjelajahi peluang di bidang perdagangan global.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa dan alumni Hubungan Internasional BINUS University tak hanya mendapat pemahaman teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang aplikatif. PSC kali ini kembali membuktikan perannya sebagai jembatan efektif antara ruang kelas akademik dan dunia ndustri global yang sesungguhnya.

Penulis: Louis Fernando Then