Sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan dalam mendukung pembangunan masyarakat berbasis potensi lokal, Universitas Bina Nusantara (BINUS University) kembali menyelenggarakan program Empowering Society di Desa Batu Cermin, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan yang dilaksanakan pada 31 Agustus hingga 4 September 2025 ini merupakan kelanjutan dari inisiatif yang telah berlangsung sejak tahun 2024. Program ini kini berada di bawah kode proyek resmi PP0070107, dan menjadi bagian integral dari rangkaian proyek penguatan desa binaan BINUS yang menggabungkan pendekatan geospasial, paradiplomasi, literasi digital, dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Pada fase kedua ini, BINUS University menempatkan ketahanan pangan sebagai pilar utama pengembangan desa. Salah satu fokusnya adalah mendampingi pengelolaan Green House Hidroponik milik BUMDes “Mitra Bersama”, yang menjadi pusat perhatian dalam peningkatan kemandirian pangan lokal. Setelah mendapat pendampingan tahun lalu, kawasan hidroponik ini berkembang pesat dan kini tidak hanya memasok sayuran segar bagi warga, tetapi juga menarik perhatian wisatawan dan pemangku kebijakan. Bahkan, inisiatif ini telah mendapat pengakuan dari Kementerian Desa sebagai model ketahanan pangan terbaik kedua se-Provinsi NTT. Hal ini menjadi bukti nyata kontribusi BINUS dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG 2: Zero Hunger), sekaligus memperkuat posisi Desa Batu Cermin sebagai kawasan percontohan smart village berbasis pangan.

Kegiatan dimulai pada Hari Pertama (1 September 2025) dengan pertemuan antara tim BINUS dan Pemerintah Desa Batu Cermin untuk melakukan pemetaan ulang potensi dan tantangan yang dihadapi desa. Diskusi difokuskan pada dua hal utama: tantangan pemasaran hasil hidroponik dan kebutuhan penguatan kapasitas UMKM. Pemerintah desa juga menyampaikan aspirasi menjadikan kawasan hidroponik sebagai wahana agrotourism dan taman edukatif yang inklusif. Sebagai tindak lanjut, tim BINUS segera melakukan survei langsung ke lokasi pertanian hidroponik dan mulai menyusun kerangka pelatihan keuangan dan pemasaran untuk BUMDes serta pelaku UMKM lokal.

Hari Kedua (2 September 2025) difokuskan pada pelatihan financial micromanagement untuk para pengelola BUMDes. Pelatihan ini membekali peserta dengan pengetahuan praktis terkait pengelolaan anggaran secara manual, mulai dari pencatatan arus kas, sistem pesanan pembelian (PO), hingga transparansi dan pelaporan pajak. Dalam sesi interaktif, peserta diajak memahami bahwa transformasi digital harus dimulai dengan fondasi manajemen yang kuat dan akuntabel. Pendekatan ini sejalan dengan pencapaian SDG 4 (Quality Education) dan SDG 8 (Decent Work and Economic Growth) karena mendorong literasi keuangan yang aplikatif dan relevan bagi sektor ekonomi desa.

Pada Hari Ketiga (3 September 2025), tim BINUS mengadakan workshop internal di Batter Café sebagai ruang kolaboratif untuk menyusun laporan kegiatan, mengevaluasi pelaksanaan program sebelumnya, serta menyiapkan materi presentasi lanjutan. Proses ini mencerminkan profesionalisme dalam pelaksanaan program serta memastikan dokumentasi yang sistematis dan akuntabel. Seluruh data dan materi pelatihan dikompilasi dalam sistem penyimpanan terintegrasi sebagai bagian dari proses transparansi dan pelaporan akhir. Pendekatan ini juga mencerminkan praktik terbaik dalam SDG 17 (Partnerships for the Goals).

Puncak kegiatan terjadi pada Hari Keempat (4 September 2025), dengan pelatihan bertema “Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dan Media Sosial untuk Pemasaran Produk Lokal.” Sesi ini memberikan wawasan baru kepada peserta UMKM tentang strategi promosi berbasis teknologi, terutama dalam meningkatkan visibilitas dan daya saing produk hidroponik dan kerajinan lokal di platform digital. Penggunaan teknologi cerdas seperti AI untuk skala desa menjadi langkah konkret dalam mendukung SDG 9 (Innovation and Infrastructure) serta SDG 12 (Responsible Consumption and Production), yang mendorong produksi berkelanjutan dan konsumsi lokal yang bijak.

Sepanjang pelaksanaan kegiatan, partisipasi perempuan dan pemuda desa juga mendapat perhatian khusus. Banyak di antara peserta yang merupakan ibu rumah tangga, pemudi, dan staf muda desa yang aktif terlibat dalam diskusi serta pelatihan. Hal ini menjadi wujud nyata komitmen terhadap SDG 5 (Gender Equality) dan SDG 10 (Reduced Inequalities), yang menekankan pentingnya pemberdayaan kelompok rentan dan kesetaraan akses terhadap pengetahuan dan teknologi.

Lebih dari sekadar pelatihan, program ini berhasil memicu semangat self-reliance (kemandirian) di kalangan pelaku BUMDes dan UMKM. Pemerintah desa menyampaikan apresiasi mendalam terhadap konsistensi BINUS University dalam dua tahun terakhir. Mereka menyatakan komitmen untuk menerapkan hasil pelatihan dalam program kerja desa, serta mengundang BINUS untuk tetap menjadi mitra pengembangan jangka panjang. Sebagai bentuk keberlanjutan program, BINUS University dan Pemerintah Desa Batu Cermin menyepakati pelaksanaan pelatihan daring lanjutan tentang manajemen pemasaran dan pengelolaan media sosial UMKM. Kolaborasi ini akan memperluas cakupan manfaat program sekaligus mendukung percepatan transformasi digital desa.

Program ini secara komprehensif berkontribusi pada berbagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) sebagai berikut:

SDG Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Kontribusi Program
1 No Poverty Pemberdayaan ekonomi desa melalui UMKM dan BUMDes
2 Zero Hunger Penguatan sistem pangan lokal melalui hidroponik dan edukasi ketahanan pangan
4 Quality Education Pelatihan manajemen keuangan dan teknologi digital
5 Gender Equality Keterlibatan aktif perempuan dalam pelatihan dan pengambilan keputusan desa
8 Decent Work and Economic Growth Penguatan ekonomi lokal berbasis potensi wilayah
9 Industry, Innovation and Infrastructure Pengenalan AI dan digital marketing untuk pengembangan UMKM
11 Sustainable Cities and Communities Pengembangan kawasan agrowisata dan wisata edukatif
12 Responsible Consumption and Production Produksi pangan sehat dan pemasaran berbasis kebutuhan lokal
17 Partnerships for the Goals Kolaborasi antara universitas dan pemerintah desa sebagai model pembangunan inklusif