Membahas Strategi Pertahanan dan Keamanan Berbasis Smart Defence

Dosen BINUS Smart Defence kembali berkontribusi dalam forum strategis nasional.
Pada Rabu, 3 April 2024, dosen Hubungan Internasional (HI) BINUS University, Dr. Curie Maharani Savitri, menjadi nara­sum­ber dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Universitas Pertahanan (Unhan) RI dan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN).

Kegiatan bertema “Konsep Strategi Pertahanan dan Keamanan IKN Berbasis Smart Defence and Security 5.0” ini berlangsung di Hotel Le Meridien, Jakarta.
Acara tersebut menghadirkan berbagai ahli dari lembaga pertahanan, pemerintah, dan akademisi untuk membahas konsep pertahanan modern di era transformasi digital.


Kolaborasi Unhan RI dan Otorita IKN

Dalam pembukaan FGD, Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono, menekankan pentingnya strategi pertahanan dan keamanan yang adaptif untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Menurutnya, kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan internet untuk segala (IoT) telah mengubah lanskap keamanan nasional.

Selain itu, Otorita IKN mengumpulkan masukan untuk memperkuat sistem pertahanan IKN yang berada di bawah Kementerian Pertahanan (Kemhan), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

Sementara itu, Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat, Mayor Jenderal TNI Achmad Adipati Karnawidjaja, menjelaskan bahwa IKN akan mengembangkan strategi pertahanan siber.
Rencana tersebut mencakup pembentukan laboratorium siber dan satuan tugas keamanan digital untuk menghadapi ancaman yang semakin kompleks.


Peran Dosen HI BINUS dalam Diskusi Strategis

Sebagai dosen BINUS Smart Defence, Dr. Curie Maharani berkontribusi memberikan perspektif akademik tentang konsep Smart Defence and Security 5.0.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara teknologi cerdas, kebijakan publik, dan kerja sama multisektor untuk menciptakan sistem pertahanan yang adaptif dan berkelanjutan.

Melalui paparannya, Dr. Curie menyoroti bagaimana integrasi AI, big data, dan keamanan digital dapat memperkuat pertahanan nasional, sekaligus menjaga keseimbangan antara inovasi dan etika.
Dengan demikian, diskusi ini menjadi wadah penting untuk membangun model pertahanan yang sesuai dengan kebutuhan Indonesia masa depan.


Peserta dan Narasumber Lainnya

FGD ini terdiri dari tiga sesi yang menghadirkan para pakar dan pejabat dari berbagai lembaga.
Selain Dr. Curie Maharani, narasumber lainnya antara lain:

  • Marsekal Madya TNI Samsul Rizal, Komandan Sesko TNI

  • Agria Rhamadhan, Ketua Tim Strategi Kerja Sama Nasional & Penilaian Global Cybersecurity Index (GCI) BSSN

  • Bogat Widyatmoko, Deputi Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Bappenas

  • Brigjen Pol Indarto, Direktur Program Pascasarjana STIK

  • Prof. Hikmahanto Juwana, Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani)

  • Brigjen TNI Oktaheroe Ramsi, Sesditjen Strahan Kemhan

  • Mayjen TNI Rido Hermawan, Deputi Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas RI

Diskusi ini dipandu oleh Dr. F.G. Cempaka Timur (FSP Unhan RI), bersama Dr. KP Suharyono, S. Hadiningrat, dan Mia Amalia dari Lemhannas RI.


Integrasi Teknologi dan Keamanan Nasional

FGD ini menegaskan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk menghadapi ancaman siber dan non-konvensional.
Selain itu, partisipasi akademisi seperti Dr. Curie dari BINUS memperkaya diskursus mengenai peran pendidikan tinggi dalam membangun ketahanan nasional.

Sebagai hasilnya, Unhan RI dan Otorita IKN sepakat memperkuat integrasi teknologi cerdas dalam sistem pertahanan serta memperluas jejaring kerja sama strategis antar lembaga.

Kesimpulan

Partisipasi dosen BINUS Smart Defence dalam kegiatan ini menunjukkan kontribusi aktif BINUS University dalam bidang pertahanan dan keamanan nasional.
Melalui keterlibatan akademik seperti ini, BINUS memperkuat peran pendidikan tinggi sebagai mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan IKN yang aman, cerdas, dan berkelanjutan.