Andrea Shera Renjani membagikan pengalamannya dalam masa enrichment dengan internship track dalam Asia Middle East Center (AMEC), sebuah lembaga think tank di Indonesia dan Malaysia. Sebagai lembaga think tank yang fokus pada hubungan Asia dan Timur Tengah, AMEC banyak bergerak di bidang kajian strategis, diplomasi publik, serta penguatan dialog lintas kawasan. AMEC juga telah banyak menjembatani interaksi antara akademisi, pemerintah, diplomat, dan pelaku masyarakat sipil.

Andrea memulai kisahnya dengan berpendapat bahwa magang bukan sekadar kewajiban kurikulum kampus, tetapi kesempatan nyata untuk menyelami dunia profesional, mengasah keterampilan, serta mengenal lebih jauh potensi diri sebelum benar-benar memasuki dunia kerja.

Dengan terjun langsung ke lingkungan profesional, saya bisa memahami dinamika dunia kerja, memperluas jaringan, dan mengasah keterampilan yang tidak bisa saya dapatkan hanya dari kelas” ucapnya saat ditanya mengapa memilih enrichment internship track.

Uniknya, Andrea awalnya tak menduga bisa bergabung di AMEC. Hal itu dimulai ketika suatu hari, Andrea diminta membantu dosennya, yaitu Mba Tia, menerima tamu-tamu penting di antaranya Bapak Muslim Imran, Direktur AMEC. Tak disangka, pertemuan singkat itu membuka jalur baru: dari sekadar diskusi singkat menjadi sebuah kesempatan magang yang berharga, terlebih sang direktur mendukungnya langsung untuk daftar magang di sana.

Bagi Andrea, pekerjaannya di AMEC sangat relevan dengan studinya di HI, apalagi ia sudah “khatam” dalam komunitas seperti FPCI BINUS selama dua tahun. Setelah melalui proses seleksi, ia pun resmi diterima magang dengan pilihan antara kantor AMEC Malaysia atau Indonesia, Andrea akhirnya memilih yang berlokasi di Jakarta.

Dari Belakang Layar hingga Berhadapan dengan Para Profesional

Andrea, yang juga adalah President of FPCI Chapter BINUS periode 2024-2025 ini menceritakan bahwa dia menjalani berbagai tanggung jawab yang cukup dinamis selama magang di AMEC, mulai dari membantu riset dan pembuatan laporan, mengelola konten media sosial, hingga terlibat dalam dokumentasi dan penyelenggaraan acara publik. Salah satu pengalaman yang paling membekas baginya adalah menjadi bagian dari proyek Grand Iftar 2025, sebuah acara buka puasa bersama yang mempertemukan diplomat, akademisi, hingga perwakilan negara-negara Timur Tengah. Tak cuma di balik layar, Andrea bahkan menjadi Master of Ceremony (MC) acara tersebut.

“Yang membuat pengalaman ini berkesan adalah skalanya yang besar, namun tetap dikemas hangat untuk merayakan Ramadan bersama” ungkapnya. Ia juga menggarisbawahi pentingnya diplomasi budaya dan sensitivitas lintas budaya dalam proses tersebut suatu keterampilan yang semakin penting di dunia global.

Andrea Shera berfoto di depan Kantor Sheikhul Islam Office, sebuah lembaga Islam Thailand setelah mengikuti Nakba Conference 2025 di Bangkok, Thailand.

Tak hanya itu, Andrea juga mendapat kesempatan istimewa menghadiri Nakba Conference 2025 di Bangkok, Thailand, bersama supervisornya. Pengalaman itu membuka matanya akan sejarah konflik, bagaimana dunia menyikapinya selama ini, dan harapan akan perdamaian, sekaligus menjadi ajang refleksi yang menyentuh serta menguatkan hati dan faith in humanity-nya.

These kinds of opportunities reminded me of how God has prepared plans for all of us” ucapnya penuh makna akan pengalaman-pengalamannya dalam masa magang.

Terus Belajar sebagai Tim dan Menyeimbangkan Akademik

Bekerja di lingkungan yang terbuka dan suportif membuat Andrea cepat beradaptasi. Ia merasa sangat didukung oleh tim AMEC, terutama oleh para supervisor dari Indonesia maupun Malaysia. “Saya merasa dihargai sebagai bagian dari tim, bukan sekadar intern” ucapnya.

Meski begitu, Andrea tetap menghadapi tantangan, terutama dalam membagi waktu antara magang, persiapan pre-thesis, dan kegiatan organisasi lainnya. Dia pun jujur bahwa ia sempat kewalahan. Namun, dia terus belajar untuk mengatur prioritas, membuat to-do list harian, serta membiasakan terbuka dengan atasannya untuk berkomunikasi mengenai agendanya.

Sepanjang masa magang, Andrea menyadari peningkatan signifikan dalam keterampilan networking dan public speaking-nya. Keterlibatannya dalam diskusi internal maupun eksternal, serta interaksi dengan berbagai pihak, membuatnya semakin percaya diri tampil di depan publik. Ia juga belajar menjaga komunikasi profesional yang tetap hangat, sebuah bekal penting di dunia hubungan internasional.

Sebagai penutup, Andrea menyampaikan pesan penuh semangat bagi mahasiswa BINUS lainnya yang sedang bersiap menjalani internship. Ia percaya kombinasi antara kerja keras, kerja cerdas, dan doa yang tulus akan membawa makna lebih dalam dalam setiap proses.

Jangan takut untuk keluar dari zona nyaman. Pilih tempat magang yang sesuai dengan minat dan tujuanmu, bukan hanya karena terlihat bagus di CV. Persiapkan dirimu dengan manajemen waktu yang baik, komunikasi profesional, dan mental untuk terus belajar, dan yang paling penting: jangan lupa berdoa”.

Penulis: Stefanus Bintang