Sudah tidak asing dengan NGO yang sampai sekarang tetap eksis menyuarakan isu-isu lingkungan publik dan forum internasional. Greenpeace, salah satu organisasi yang berani dan bersikap kritis di tengah penolakan maupun intimidasi demi kemanusiaan dan keberlanjutan bumi yang lebih baik.

Secara garis besar Non-Governmental Organizations (NGO) dalam dinamika hubungan internasional ini memiliki peran yang cukup besar untuk berkontribusi kepada negara. Hal ini membuat Grace Sanny melalui program enrichment ini tertarik untuk bekerja di NGO untuk mempelajari lebih dalam bagaimana sebuah isu diangkat dan dinarasikan kepada publik agar dapat menarik perhatian para pemangku kebijakan, mendorong pengambilan keputusan, serta melahirkan kebijakan yang lebih berpihak pada kepentingan masyarakat.

 

 

 

 

 

 

Berawal dari Grace menulis paper mengenai kampanye ‘Detox Campaign on Fashion’ Greenpeace di Tiongkok. Dari kegiatan ini Grace terkesima dengan kinerja Greenpeace yang mampu mengadvokasi pemerintah dan perusahaan multinasional untuk mengubah standar industri demi kemaslahatan masyarakat. 

Selama Grace magang di Greenpeace Indonesia, Grace ditempatkan di divisi Digital Communications. Dengan jobdesck yang cukup beragam. Akan tetapi, tugas yang paling Grace sering jalani adalah sebagai content writer. Dalam tugas ini Grace ditugaskan untuk membuat konten caraousel, misalnya yang terbaru ini bencana yang terjadi di Sumatera yang kemudian konten-konten ini dipublikasikan melalui akun Instagram Greenpeace Indonesia.

Selain itu, Grace seringkali ditugaskan untuk media monitoring, yaitu melakukan penelusuran dan pemantauan pemberitaan media terkait Greenpeace. Kemudian Grace juga menerjemahkan artikel isu lingkungan. Secara garis besar, jobdesk yang dilakukan oleh Grace membuat strategi dan menulis konten digital untuk mendukung kampanye Greenpeace Indonesia. 

Momen ketika Grace diberikan kesempatan untuk bermain teater sebagai pemeran utama di Gedung Usmar Ismail menjadi momen yang tidak terlupakan bagi Grace karena dalam panggung dengan audiens besar. Di sana Grace memerankan karakter bernama Vanny, seorang host talk show TV. Karakter Vanny ini digambarkan sebagai jurnalis yang dilema karena idealisme melihat kerusakan lingkungan di tanah kelahirannya dengan tekanan kekuasaan rezim yang memaksanya untuk ‘menutup mata’. Melalui teater ini, Grace belajar bahwa aktivisme dan penyampaian pesan kampanye bisa dilakukan lewat media apapun, termasuk seni. 

Selain itu, Grace juga pernah diajak oleh line manager-nya untuk berkunjung ke kantor media Tempo dan berdiskusi mengenai COP30, Konferensi Perubahan Iklim PBB yang diselenggarakan di Belem, Brasil pada November 2025. Dalam kesempatan ini Grace berdiskusi dengan jurnalis lingkungan mengenai isu-isu yang akan disuarakan Greenpeace di meja perundingan, serta membahas berbagai solusi krisis iklim global.