Tujuh Menit yang Membanggakan di Panggung Internasional
Oleh Kathleen Mariyano M Heo, HI Binus 2016, Mahasiswa pertukaran di ChengShui University, Taiwan
Hal yang paling membanggakan bagi putra-putri yang mewakili Tanah Airnya di kancah Internasional adalah ketika mereka mampu memberikan penghormatan terbaik bagi Negaranya di depan penonton Internasional. Itulah yang saya dan teman-teman saya rasakan ketika kami dipercayakan untuk memperkenalkan budaya Indonesia di Negeri Formosa (Taiwan) pada acara perayaan ulang tahun Cheng Shiu University ke-48 dengan menampilkan tarian tradisional kontemporer asal Indonesia yakni perpaduan tarian tradisional Ofalngga dari NTT, Sajojo dari Papua, serta lagu pop kontemporer Hip Hip Hura dan Bendera dari Band Indonesia.
Tentunya untuk tampil dengan rasa percaya diri yang tinggi dan membanggakan seperti saat itu bukanlah hal yang mudah untuk dicapai oleh saya dan teman-teman Indonesia yang lain. Butuh proses yang panjang dan team work yang cukup kuat dari kami sehingga bisa memberikan penampilan yang terbaik. Pada saat itu, kebetulan sayalah yang ditunjuk oleh teman-teman sebagai pemimpin kelompok yang menciptakan gerakan dan pengarah bagi yang lainnya. Ketika dipilih menjadi pemimpin, di satu sisi saya merasa sangat senang, namun di sisi lain saya juga merasakan bahwa ini bukanlah tanggung jawab yang mudah untuk dijalani. Pelajaran berharga yang saya dapatkan dari proses ini adalah ketika bagaimana saya dituntut agar mampu menyatukan teman-teman saya (Tim Indonesia) yang mana masing-masing memiliki kepribadian, ego, dan keinginan masing-masing. Ditambah lagi, kami (Tim Indonesia) diberikan tantangan untuk bekerja sama dengan mahasiswa internasional dari Filipina,Taiwan, Mongolia, dan Mozambique. Disaat itu saya pribadi benar-benar berada dibawah tekanan, karena selain waktu yang sudah mendekati deadline, saya dituntut juga agar mampu mengkomunikasikan gerakan yang saya ciptakan kepada teman-teman mahasiswa internasional dengan menggunakan bahasa inggris dan mandarin. Mau tidak mau, saya akhirnya belajar untuk menggunakan bahasa mandarin.
Namun, walaupun kami diberikan waktu latihan yang singkat dan ditambah komunikasi yang sedikit berantakan karena bahasa yang sering kali berbenturan ketika sedang berlatih, ternyata hal itu bukanlah halangan bagi kami untuk tetap tampil membanggakan di atas panggung. Saya secara pribadi sangat bangga menjadi pemimpin kelompok dan bangga pula terhadap kekompakan tim yang kami bangun bersama selama proses pelatihan.
Hasil team work ini membawa hasil yang sangat memuaskan baik bagi kami maupun bagi para penonton internasional yang hadir pada saat itu. Setelah penampilan kami tersebut, banyak diantara para penonton yang memuji penampilan kami, mulai dari pakaian batik dan pakaian tradisional NTT yang kami kenakan hingga penampilan tarian kami diatas panggung. Selain itu, banyak juga diantara petinggi-petinggi kampus dan tamu undangan dari negara lainnya yang hadir di acara tersebut yang merasa terhormat karena dapat menyaksikan secara langsung perkenalan budaya Indoensia yang kami tampilkan.
Hal penting lainnya yang sangat membanggakan bagi kami adalah ketika bendera Indonesia dikibarkan diatas panggung, yang dibarengi dengan penghormatan yang kami (Tim penari) berikan secara khusus bagi Sang Merah Putih. Pada saat itu, saya pribadi mampu merasakan bagaimana seiisi gedung pertunjukan tersebut riuh dengan sorak-sorai dan tepuk tangan melihat bendera Indonesia berkibar dengan sempurna. Walaupun hanya tujuh menit berada di atas panggung tersebut, namun kebanggaan yang kami rasakan saat itu, pujian dan rasa hormat yang kami dapatkan saat itu masih terus mengalir dalam hati dan pikiran kami hingga saat ini.
Sebagai mahasiswa Hubungan Internasional, saya dan teman-teman saya pun merasa terhormat karena dapat menjadi wakil Indoensia sebagai perantara bagi permulaan hubungan persahabatan yang baik antara Indonesia dan Taiwan. Kami, sebagai mahasiswa Hubungan Internasional, berharap dengan adanya kegiatan seperti ini bisa menjadi permulaan bagi Indonesia dan Taiwan untuk mulai menciptakan tali persahabatan yang lebih erat dan hubungan diplomasi budaya yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Inilah yang saya sebut sebagai tujuh menit paling membanggakan di atas panggung Internasional.