Webinar: Partisipasi Politik Anak Muda dan Teknologi Informasi
Anak muda Indonesia, usia 17 hingga 25 tahun, adalah 30% dari total pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap yang disusun oleh Komisi Pemilihan Umum/KPU Indonesia (Rahmawati, 2014). Setelah terpapar pada sistem pemilu yang lebih terbuka secara politik setelah jatuhnya rezim Suharto, kelompok tersebut, yang juga dikenal sebagai Generasi Y, cenderung mencari perubahan, lebih terinformasi, bergerak, cerdas dan terhubung (Chen & Syailendra, 2014). Namun studi Kompas (2014) menunjukkan bahwa kaum muda di Indonesia juga apatis secara politik dan kurang nasionalis di mana lebih dari 53% memilih Golput pada Pemilu 2014.
Sebuah studi tentang pemilih muda Indonesia yang diterbitkan pada tahun 2018 menunjukkan bahwa kapasitas pemilih muda untuk berpartisipasi dalam demokrasi dan membentuk masyarakat di masa depan mungkin terbatas karena tingkat akurasi pengetahuan politik responden yang relatif rendah. Juga ditemukan adanya kesenjangan gender dalam pengetahuan politik antara peserta laki-laki dan perempuan, meskipun perbedaannya tidak terlalu signifikan. Mengenai preferensi politik dalam memilih calon legislatif, sebagian besar responden dalam studi ini menawarkan dukungan kepada calon laki-laki. Mereka menilai laki-laki lebih cocok untuk bekerja sebagai anggota parlemen dengan mengutip beberapa justifikasi agama dan berdasarkan asumsi bahwa laki-laki dapat bekerja di luar rumah dengan derajat kebebasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Sebagian besar responden lebih menerapkan stereotip gender daripada pengetahuan politik aktual dalam membandingkan kemampuan politisi laki-laki dan perempuan dalam mewakili konstituen. Sebaliknya, peserta survei yang lebih memilih caleg perempuan menegaskan lebih banyak perempuan perlu berada di parlemen untuk menghasilkan kebijakan yang lebih baik dan untuk memastikan kepentingan perempuan dan anak terlayani dengan baik.
Melihat perkembangan partisipasi politik anak muda tersebut, Pusat Kajian Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia (CCHRS) UPN Veteran Jakarta (UPNVJ), YouthProactive, dan Rumah Kebijakan Rakyat menyelenggarakan forum webinar bertema “Partisipasi Politik Anak Muda dan Teknologi Informasi” pada 4 Februari 2020. Dua pembicara mempresentasikan penelitian dan pengalamannya terkait partisipasi politik anak muda Indonesia: Dr Ella S. Prihatini (HI Binus University) dan Ramadhanti (Creative Hub UGM).
“Pemuda Indonesia tidak boleh meremehkan kontribusi mereka dalam politik karena kita perlu bekerja sama untuk memastikan proses pengambilan keputusan yang inklusif, representatif, dan transparan,” kata Dr Prihatini yang juga merupakan Anggota Fakultas di Jurusan HI di Universitas Binus. Penelitiannya tentang pemilih muda menunjukkan hubungan antara pengetahuan politik dan partisipasi politik, “Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan pengetahuan politik guna meningkatkan partisipasi mereka.”
Sebagai pembicara kedua, Ramadhanty memaparkan tentang tantangan anak muda dalam berpolitik. Salah satu kendala yang paling menonjol adalah UU ITE yang membatasi ekspresi politik di platform media sosial.
Rekaman acara tersebut tersedia di YouTube: https://youtu.be/cr_RA38lkM8.
Versi bahasa Inggris.
Referensi:
Chen, J., & Syailendra, E. A. (2014). Old society, new youths: An overview of youth and popular participation in post-reformasi Indonesia. Retrieved from https://dr.ntu.edu.sg/handle/10220/19846.
Kompas.com (2014, April 4). Skeptis pada Parpol, Mayoritas Pemilih Muda Berpotensi Golput [Skeptics on political parties, majority of young electors potentially going abstain]. Retrieved from http://nasional.kompas.com/read/2014/04/04/1513405/Skeptis.pada.Parpol.Mayoritas.Pemilih.Muda.Berpotensi.Golput.
Prihatini, E. S. (2018, September). Indonesian young voters: Political knowledge and electing women into parliament. In Women’s Studies International Forum (Vol. 70, pp. 46-52). Pergamon.
Rahmawati, I. (2014). Social media, politics, and young adults: The impact of social media use on young adults’ political efficacy, political knowledge, and political participation towards 2014 Indonesia General Election (Master) Faculty of Behavioral Science Communication Studies Media and Communication. Retrieved from http://essay.utwente.nl/65694/.