Strategi dan Model Inklusif Peningkatan Daya Saing Daerah Menghadapi ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA)

Strategi dan Model Inklusif Peningkatan Daya Saing Daerah Menghadapi ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA)

Tim Peneliti:

Ketua : Tirta Nugraha Mursitama, Ph.D (0310097405)*

Anggota: Drs. Johannes A. A. Rumeser, M.Psi (0307114905)**

Yi Ying, M.Lit, , M.Pd (0328117502)***

*Departemen Hubungan Internasional,  **Departemen Psikologi ***Departemen Sastra China Fakultas Humaniora BINUS UNIVERSITY

Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480

Email: tmursitama@binus.edu

 

RINGKASAN

Globalisasi memiliki dua karakteristik yang saling berlawanan namun tak dapat dipisahkan, yaitu multilateralisme dan regionalisme. Perdagangan bebas sebagai salah satu wujud globalisasi juga berdampak terhadap munculnya dua karakter tersebut. Fenomena perdagangan bebas yang terjadi di Indonesia melalui pemberlakuan ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA) secara resmi pada Januari 2010 telah melahirkan pro-kontra dari berbagai kalangan. Terlebih pemerintah daerah yang tentu merasakan imbas langsung terutama terhadap sektor industri lokalnya sehingga penguatan peran pemerintah daerah dalam membuat strategi berbasis nilai, budaya dan pengetahuan lokal sangat menentukan ketahanan daerah sekaligus memenangkan persaingan di arena ACFTA. Peran ini diperkuat dengan adanya penerapan asas desentraliasi yang memberikan otonomi kepada daerah untuk mengelola daerahnya sendiri.

Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode grounded research, penelitian ini bertujuan (1) mengeksplorasi dan memetakan kebijakan dan strategi yang disusun dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam menghadapi ACFTA yang sudah berjalan; (2) mengeksplorasi sejauh mana dampak pemberlakuan ACFTA pada industri menengah dan kecil di tingkat lokal; dan (3) mengembangkan model inklusif penguatan kapasitas pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan (stakeholders) yang kuat menghadapi terpaan perdagangan bebas. Selain dengan desk study, penelitian juga akan dilakukan dengan wawancara, konsultasi publik, focus group discussion, dan observasi ke lapangan terhadap pihak-pihak yang terkait baik pemerintah daerah, masyarakat sipil, akademisi, dan industri.

Sejauh ini belum banyak strategi pemerintah daerah yang terumus dengan baik dan dapat dijadikan sebagai best practice dalam menghadapi ACFTA dan antisipasi terhadap FTA yang lain. Maka dari itu, dalam jangka panjang hasil penelitian diharapkan dapat menjadi panduan bagi pemerintah pusat maupun daerah untuk memperkuat posisi dan peran daerah ke depan dalam menghadapi perdagangan bebas, dalam hal ini adalah ACFTA, dengan pemetaan strategi dan penyusunan rekomendasi terhadap permasalahan yang ditemukan.

 

Kata kunci: ACFTA, Daya Saing Daerah, Strategi Pembangunan, Model Pembangunan, Indonesia, Inklusif

Sumber pendanaan: Penelitian ini didanai oleh Hibah Kompetensi (Hikom) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2013. Penelitian ini menurut rencana bersifat multi years selama tiga tahun.