Tim Peneliti Hibah Kompetensi HI Binus Penelitian Lapangan ke Kota Makassar

Focus Group Discussion bersama KADIN Solo di Hotel Pose In Solo 24 April 2013Pada tanggal 27 hingga 29 Juni 2013 tim peneliti “Strategi dan Model Inklusif Peningkatan Daya Saing Daerah mengadapi ASEAN China FTA” Hibah Kompetensi (HIKOM) jurusan Hubungan Internasional (HI) melakukan penelitian lapangan ke Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar merupakan kota kedua yang dikunjungi dari rencana empat kota yang menjadi sampel dari penelitian HIKOM yang dibiayai oleh DIKTI 2013 ini. Kunjungan dipimpin langsung oleh Tirta N. Mursitama, PhD sebagai ketua tim peneliti dan didampingi oleh Yi Ying, M.Litt sebagai anggota tim.

Di hari pertama diawali dengan kunjungan ke Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sulawesi Selatan. Tim peneliti bertemu langsung dengan Ketua Bappeda, Bapak Haji Amal Natsir, SE, MM untuk mendapatkan informasi tentang dampak ASEAN China FTA bagi Sulsel secara umum. Dari wawancara dengan beliau diketahui bahwa banyak produk China khususnya komestik membanjiri pasar Sulsel. Sebanyak 300 produk kosmetik dari China tersebut ternyata tidak memiliki ijin impor resmi sehingga disita. Selain ilegal, produk-produk tersebut ditengarai mengandung bahan mercury yang berbahaya bagi kulit.

Pada kesempatan tersebut Bapak Amal Natsir menambahkan bahwa sejak tahun 2007 Sulsel telah bekerjasama dengan China dalam hal impor bibit semangka  yang memiliki bentuk yang khas yaitu berbentuk kotak dan memiliki warna kulit kuning. Namun, karena kurangnya permintaan pasar atas produk semangka ini sehingga impor bibit ini tidak berlanjut. Beliau juga menambahkan bahwa ekspor Sulsel terbesar ke China berupa hasil laut.

Dalam kunjungan tersebut, ketua tim peneliti juga menyerahkan buku karyanya yang berjudul “Memenangi Globalisasi di Era Otonomi: Reformasi Pelayanan Publik di Tiga Daerah”. Penyerahan buku tersebut diterima dan disambut baik oleh Ketua Bappeda Sulsel dan akan dipelajari lebih lanjut.

Kemudian kunjungan dilanjurtkan ke Kabid Statistik dan Evaluasi Kinerja Pembangunan Bappeda Sulsel, Bapak Ahmad Rumpang, SE,MM. Hasil perbincangan dengan beliau diperoleh banyak informasi dan data terkait penelitian ini. Hal yang menarik antara lain komoditas yang memiliki kualitas unggulan Prop Sulsel adalah beras, jagung, coklat, rumput laut, udang dan sapi. Masalah yang dihadapi di lapangan antara lain adalah overstock padi tidak bisa langsung diekspor ke luar negeri. Ruang lingkup regulasi Pemda Sulsel pun hanya untuk Propinsi Sulsel, sedangkan untuk ekspor komoditas tertentu tetap diatur oleh pusat termasuk perijinan. Upaya peningkatan daya saing bisa dilakukan dengan proses peningkatan nilai tambah produk dari produk unggulan tersebut.

Kunjungan pada hari pertama itu dilanjutkan ke Kasubid Pemantauan dan Pembinaan Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD), Bapak Paulus Asin Randa. Dari Beliau peneliti mengetahui bahwa dukungan pemerintah terhadap PMA dengan memberikan kemudahan berinvestasi kepada swasta dan memperbaiki infrastruktur telah dilakukan. Sampai tahun 2013 total jumlah inverstor China di Sulsel sebanyak 21 proyek dan investasi lebih fokus pada biji besi dan pasir besi. Sedangkan dari sisi para investor, contoh kendala yang dihadapi investor adalah bahan baku kurang higienis sebagai hasil penangkaran dari para petani/penangkar.

Suka duka bertugas memantau dan membina perusahaan asing di Sulsel antara lain adalah pada saat turun lapangan petugas BKPMD sering mengalami penolakan. Para pengusaha sering kali mengidentikkan petugas BKPMD dengan para oknum petugas yang sehari-hari meminta sumbangan kepada perusahaan mereka. Selain itu, BKPMD juga memaparkan tentang situasi terkini perekonomian Sulsel yang positif dan iklim investasi yang mendukung. Pada umumnya, menurut beliau Imbas ASEAN China FTA terhadap komoditas di SulSel tidak terlalu terasa.

Pada hari kedua, kunjungan diawali ke Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel untuk mendapatkan data makro dan mikro tentang Sulsel dan Kota Makassar pada khususnya. Kunjungan dilanjutkan ke jurusan Hubungan Internasional FISIPOL Universitas Hasanuddin yang diterima dengan baik oleh Sekretaris Jurusan HI Unhas beserta jajaran dosen. Tim peneliti mengungkapkan keinginan untuk mendapatkan bantuan HI Unhas dalam penelitian ini seperti dengan penyelenggaraan focus group discussion (FGD) maupun pengumpulan data dan informasi. Permintaan tersebut ditanggapi positif.

Selanjutnya kunjungan dilanjutkan ke Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unhas. Kunjungan tim peneliti ini disambut positif hingga dijajaki kemungkinan kerjasama dalam penyelenggaraan seminar bersama hingga promosi Binus di Sulsel melalui aktifitas tersebut. Gambaran lebih dalam tentang ini akan ditulis pada bagian tersendiri. Kunjungan hari kedua tersebut ditutup dengan pertemuan dengan Dinas Koperasi dan UMKM Sulsel.

Kunjungan hari ketiga dilakukan ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel, pengambilan data di BPS serta Dinas Koperasi dan UMKM Sulsel. Secara umum, kunjungan ini telah berhasil menjalin hubungan awal dengan para stakeholders penelitian ini di Makassar. Hal ini merupakan pencapaian yang positif dan menjadi dasar bagi langkah-langkah selanjutnya dalam penelitian ini khususnya di Kota Padang dan Kota Batam.