The 7th IR Lecture Series dengan Dr. Dino Patti Djalal

Pada 15 April 2014, Departemen Hubungan Internasional (HI) menyelenggarakan yang ketujuh kali IR Lecture Series. Kali ini tema yang diangkat adalah “Re-interpreting Bebas Aktif beyond 2014: How to Make Indonesian Foreign Policy Relevant in a More Globalised World”. Pembicara yang dihadirkan adalah Dr. Dino Patti Djalal, seorang yang tepat membawakan tema tersebut mengingat latar belakang pendidikan dan pengalaman beliau sebagai diplomat karir dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (2010-2013).

Pak Dino berargumen bahwa untuk menguasai dunia, kita harus bisa memahami dunia dan mengikuti perkembangan zaman. Beliau melanjutkan dengan mengatakan bahwa masuknya Indonesia sebagai negara anggota G20 patut dibanggakan, namun sayangnya kita belum memiliki G20 mindset. Hal ini merupakan PR (pekerjaan rumah) bagi kita. Walaupun demikian, ada dua aset besar yang dimiliki Indonesia, yaitu fakta bahwa Indonesia adalah negara demokratis terbesar ketiga di dunia dan pelaksanaan demokrasi di Indonesia terbilang mapan dan stabil. Meskipun dapat didebatkan, namun demokrasi yang mapan dan stabil ini bisa dilihat dari sukses dan damainya proses pelaksanaan Pemilu di Indonesia sebanyak dua kali berturut-turut.

 

Dr. Dino Patti Jalal memberikan pemaparannya
Dr. Dino Patti Jalal memberikan pemaparannya

 

Pak Dino juga berpesan kepada para mahasiswa HI untuk bangga kepada bangsa dan negara Indonesia karena di negara dengan demokrasi yang vibrant pasti ada pesimisme, namun itu adalah hal yang normal. Kebanggan dan optimisme sangat penting karena the present time is an amazing time. Globalisasi membuat dunia bergerak dengan sangat cepat. Pertumbuhan ekonomi dan ambisi negara-negara berkembang non-Barat cukup tinggi, seperti China, Brazil, Ethiopia, dan bahkan Rwanda kini dinilai sebagai negara best reformer.

Suasana kuliah Umum the 7th IR Lecture Series
Suasana kuliah Umum the 7th IR Lecture Series
IMG_5471
Dr Dino Patti Jalal memberikan pemaparan mengenai Creative Foreign Policy

 

Pak Dino kemudian menyimpulkan bahwa Bebas dan Aktif saja tidak cukup bagi Indonesia untuk dapat menjadi salah satu pemimpin dunia, tetapi perlu ada unsur kreatif. Kita harus bisa mendorong diri sendiri untuk terus menciptakan inovasi-inovasi. Oleh karena itu, para pemimpin dan pengambil keputusan di Indonesia serta para mahasiswa perlu mengasah terus kemampuan intellectual leadership-nya; memandang globaliasi sebagai kesempatan emas untuk meraih sukses; dan berpegang pada tiga prinsip, yakni ‘why not, what if, dan what else’ sehingga Indonesia dapat menjadi salah satu pemimpin dunia yang penuh inovasi dan optimisme.

Penyerahan Token of Appreciation oleh Dr Tirta Mursitama kepada Dr Dino Patti Jalal
Penyerahan Token of Appreciation oleh Dr Tirta Mursitama kepada Dr Dino Patti Jalal
dari kiri ke kanan: Dr Tirta Mursitama, Dr. Dino Patti Jalal, Ms Lily Manoharan (Binus International Office), dan Kevin Aprilio)
dari kiri ke kanan: Dr Tirta Mursitama, Dr. Dino Patti Jalal, Ms Lily Manoharan (Binus International Office), dan Kevin Aprilio)