Belajar di Negeri Seberang: Antara Ilmu dan Pengalaman
Oleh: Bathia Pratiwi
Departemen HI Binus kembali mengirimkan mahasiswa untuk berkesempatan berkuliah di Cheng Shiu University (CSU) selama satu semester pada periode semester ganjil 2014-2015. Pada periode kedua program pertukaran pelajar ini saya Bathia Pratiwi dan tiga rekan saya, Anindita Dewi; Clarissa; dan Nurul Yunita Istiqomah terpilih untuk mewakili Departemen HI BINUS. Berikut adalah pengalaman awal kami dalam menjejakan kaki di Tanah Chiang Kai-Sek
Pada 3 September 2014, kami berangkat ke Taiwan ditemani Prof. Wan-Ping Tai perwakilan dari Cheng Shiu university. Kami menempuh 6 jam perjalanan dengan menggunakan pesawat terbang dari Jakarta menuju Taipei. Kami tiba di tempat tujuan yaitu Kaohsiung tepatnya tengah malam. Setibanya di asrama, kami disambut dengan ramah oleh Kai Kai Laoshi (bahasa Mandarin untuk guru), Chen-Lin Master, dan Matthew. Mereka bertiga adalah perwakilan dari Office of International Affairs yang akan membantu kami selama berada CSU.
Keesokan harinya kami bertemu dengan Kai-Kai Laoshi untuk membicarakan kegitan studi kami di CSU lalu berkeliling area CSU ditemani oleh Matthew selaku buddy kami. Hari pertama kami berada di Taiwan kami menemukan beberapa tantangan terutaman bahasa. Mayoritas penduduk lokal Taiwan sehari-hari menggunakan bahasa mandarin dan hanya sedikit di antara mereka yang pandai berbahasa Inggris. Saya berserta tiga rekan lain sama sekali tidak mempunyai basic bahasa mandarin. Karena kemampuan berbahasa mandarin kami yang masih kurang maka bahasa tubuh menjadi alternatif lain yang digunakan untuk berkomunikasi dengan mereka. Hari kedua kami mendatangi Kantor International Office untuk dibuatkan nama kami dalam bahasa mandarin oleh Kai-Kai Laoshi dan Chen Lin Master. Nama mandarin kami akan mempermudah penyebutan nama dari masing-masing kami untuk pergaulan dan sosialisasi. Setelah itu kami di perkenalkan oleh rekan-rekan International Office CSU serta dosen-dosen yang akan mengajar kami selama di CSU. Kami membicarakan banyak hal terutama tentang budaya negara masing-masing.
Aktfitas kami berikutnya pada hari ketiga yaitu mengunjungi beberapa tempat di Kaohsiung. Sepanjang perjalanan kami menikmati pemandangan kota yang tersusun rapi, indah dan bersih. Tulisan-tulisan mandarin yang menghiasi jalanan menjadi pemandangan yang asing bagi kami. Cuaca yang sangat panas dan terik tidak menjadikan halangan bagi kami untuk menjelajahi tempat-tempat yang menarik di Kaohsiung.Kami mengunjungi beberapa tempat yang terkenal di Kaohsiung seperti Night Market yang tersohor dan Mall yang banyak di datangi pengunjung terutama di akhir pekan. Kami juga berkesempatan untuk mencicipi berbagai jajanan yang unik yang ada di Taiwan. Salah satu jajanan yang membuat kami tertarik adalah ice cream unik berbentuk seperti tanaman dalam pot, yang diisi oleh ice cream vanila atau jeruk lalu di taburi semacam biskuit mirip oreo di hias dengan sayuran hijau yang terlihat seperti tanaman. Selama mengunjungi tempat- tempat itu kami ditemani beberapa teman dari Cina dan Malaysia juga Matthew, Master Chen Lin dan Kai Kai Laoshi. Perilaku masyarakat Taiwan sangat berbeda dengan Indonesia. Disini sangat sulit mencari tempat membuang sampah, menurut apa yang kami dengar jika mereka tidak menemukan tempat sampah makan orang-orang akan memasukkannya kedalam tas mereka dan dibawa pulang untuk dibuang di rumah mereka. Sangat bersih dan disiplin bukan? Selama beberapa minggu kami disini kami mempelajari beberapa hal dari orang- orang di Taiwan seperti bagaimana mereka tepat waktu dan disiplin. Kombinasi antara ilmu HI yang saya dapatkan di kelas dan pengalaman hidup teratur di negeri seberang membuat kuliah saya di Taiwan semakin menyenangkan.