Dosen HI Binus Menjadi Pembicara dalam Taipei dan Asia-Oceania Symposium 2017

Paramitaningrum (kedua dari kiri) dalam Taipei Symposium 2017

 

Pada 23 Maret 2017, salah seorang Faculty Member Departemen Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara, Paramitaningrum, diundang menjadi salah satu pembicara dalam simposium yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan yang bertema “Transformation of Indonesia – Taiwan Relations: Retrospect and Prospect for Future Cooperation”. Acara ini diadakan di Kampus National Cheng-Chi University (NCCU), Taipei City, Taiwan.

Paramita tampil di dalam sesi ketiga yang berjudul “Education Diplomacy: Formulating a Win-Win Program to Maximize Benefits for Both Countries“, yang menghadirkan Dr. Julian Aldrin Pasha, Kepala Departemen Ilmu Politik Universitas Indonesia yang merupakan mantan Juru Bicara Kepresidenan, Dr. Haryanto Gunawan, Konsultan Senior Elite Study of Taiwan, dan  Wilson Gustiawan, mahasiswa Indonesia yang memenangkan call for paper yang diadakan di symposium ini. Diskusi yang dipandu oleh Dr. Syuan-Yuan Chiou dari Departemen Sosiologi NCCU ini berfokus kepada upaya peningkatan hubungan Indonesia – Taiwan di bidang pendidikan. Diskusi ini membahas berbagai kendala, seperti kebutuhan akan adanya perwakilan di bidang pendidikan di Kantor Dagang dan Ekonomi (KDEI) Taiwan, Kebutuhan ini meningkat sehubungan dengan jumlah pelajar Indonesia di Taiwan sudah berjumlah 4.000-an orang dan diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya dengan adanya “New Southbound Policy” dari pemerintah Taiwan yang akan memberikan kesempatan beasiswa yang lebih besar. Selain itu, kerja sama bidang pendidikan antara kedua belah pihak juga semakin beragam, sehingga kehadiran pejabat yang dimaksud akan bisa membantu kelancaran aktivitas tersebut

Paramita mempresentasikan gagasannya yang berjudul “Human Interaction on Education Sector between Indonesia – Taiwan: Indonesian Students in Taiwan“. Ini merupakan hasil riset yang dilakukan berdasarkan pengalaman Paramita sebagai mahasiswa Indonesia yang belajar di Program S3 Kajian Eropa di Graduate Institute of European Studies  dan pengamatannya sebagai orang Indonesia yang bermukim di Taiwan.

Menurutnya, para mahasiswa Indonesia yang berada di Taiwan berpotensi untuk menjadi ‘jembatan’ yang menghubungkan kedua pihak dan meningkatkan pemahaman masyarakat Taiwan terhadap Indonesia.

 

Paramitaningrum (kedua dari kanan) dalam Asia-Oceania Symposium 2017

 

Pada 24 Maret 2017, Paramitaningrum diundang menjadi salah satu pembicara dalam simposium internasional yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Asia-Oseania, yang bertema “Enhancing ‘Mental Revolution’ in Indonesia’s Education Sector: Challenges in The 21st Century”. yang juga dilaksanakan di Kampus NCCU, Taipei City, Taiwan.

Paramita tampil pada sesi ketiga yang bertema “Global and Regional Challenges: The Role of Education in Molding Indonesia’s Labor Force Against External Competition”, yang juga menghadirkan Maria Indira Aryani (pemenang call for paper), Imdadun Rahmat, Ketua Komisi Nasional HAM Republik Indonesia, Akhyari Hananto-pendiri Good News From Indonesia (GNFI), serta Dr. Tubagus Iman Ariyadi S.Ag, M.Si, Walikota Cilegon. Diskusi ini berfokus pada bagaimana peran pendidikan Indonesia dalam menyiapkan tenaga kerja yang berkualitas dan mampu bersaing baik secara nasional maupun internasional. Di sini, Paramita menyampaikan pandangannya tentang fenomena student mobility (mobilitas mahasiswa) yang sedang populer. Aktivitas ini sudah menjadi salah satu kebijakan pemerintah di bidang pendidikan dan diterapkan di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta, seperti Binus sendiri.