Is the EU – Indonesia Relations Going to be a Strategic Partnership?

Pada tanggal 11 May 2018, Dr. Paramitaningrum mempresentasikan makalahnya yang berjudul “Is the EU – Indonesia Relations Going to be a Strategic Partnership?” pada acara konferensi internasional, “The Transformation of Asian Economic Institutions: Understanding Local Changes and Global Impacts on Business and Society” yang diadakan oleh Oriental Business and Innovation Centre OBIC – Budapest Business School, University of Applied Sciences – Central Bank Hungary, Hungaria. Acara ini dihadiri oleh sekitar 50 orang akademisi dari Indonesia, Vietnam, Taiwan, China, Jepang, India, Amerika Serikat, Polandia, Cheko, Lithuania, Russia,  dan Hungaria sebagai tuan rumah.

Pada konferensi tersebut, Dr. Paramita memaparkan interaksi bilateral Uni Eropa – Indonesia yang semula berada dibawah kerangka EC – ASEAN Agreement 1980. Interaksi yang juga bersifat antar-kawasan in fokus pada aspek ekonomi. Seiring dengan perkembangan yang terjadi di dunia internasional, perluasan keanggotaan di Uni Eropa dan juga ASEAN membuat interaksi tersebut harus disesuaikan. Aspek politik juga menjadi penentu jalannya Hubungan Uni Eropa- ASEAN. Interaksi bilateral antara Uni Eropa dengan negara-negara anggota ASEAN menjadi pendukung keberlangsungan interaksi antara Uni Eropa – ASEAN.

Sementara itu, interaksi bilateral antara Uni Eropa – Indonesia dikukuhkan dalam PCA (Partnership Cooperation Agreement) yang ditandatangani pada tahun 2009. Adanya perjanjian ini menjadikan kedua pihak bisa berinteraksi secara langsung untuk mendiskusikan isu-isu global dan regional yang menjadi kepedulian bersama dan bekerja sama menangani hal tersebut. Setelah penandatanganan PCA, Uni Eropa dan Indonesia tengah mendiskusikan CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement). Didalam CEPA ini terdapat komponen Capacity Building, yang bermanfaat bagi Indonesia untuk lebih siap menjalankan perdagangan bebas dengan Uni Eropa.