Partisipasi Binusian Hubungan Internasional dalam Multi-Stage Negotiation Simulation (Sesparlu-Kemenlu)

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia kembali mengadakan salah satu programnya yaitu Multi-Stage Negotiation Simulation Sesparlu yang ke-62. Kegiatan Multi-Stage Negotiation Simulation atau sering disebut MSNS diadakan pada tanggal 13-16 Agustus 2019 bertempat di Hotel Novotel Bogor. Kegiatan MSNS ini merupakan bagian dari pendidikan Diklat Sesparlu (Sekolah Staf dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri). Dalam kegiatan ini, Kementerian Luar Negeri, Diklat Sesparlu khususnya membuka peluang besar bagi mahasiswa (khususnya jurusan Hubungan Internasional dan Hukum) dari berbagai universitas yang berlokasi di wilayah Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta. Departemen Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara diwakili oleh tiga orang mahasiswa untuk mengikuti kegiatan MSNS tahun ini yaitu, Galurayuda Kusumasubrata (2021), Graciana Putri Priana (2021), dan Andi Novaldo Rizky Sommeng (2022).

Dalam Multi-Stage Negotiation Simulation ke-62 ini membawa simulasi sidang Dewan Keamanan PBB (United Nations Security Council) sebagai acuan simulasi MSNS kali ini. Tidak hanya mahasiswa yang terlibat, tetapi sekaligus MSNS ini diselenggarakan dan diikuti oleh peserta Sesparlu yang sedang melewati tahap-tahap penilaian dari Kementerian Luar Negeri, para diplomat senior yang juga sudah mempunyai jam terbang dan pengalaman lebih. Dalam 4 hari kegiatan intensif yang diselenggarakan, para mahasiswa diberi briefing awal mengenai alur simulasi nantinya. Hari berikutnya, simulasi pertama telah dilakukan. Dalam simulasi tersebut, mahasiswa dan para peserta Sesparlu yang merupakan Head of Delegation dari setiap perwakilan negara anggota DK PBB melakukan simulasi yang benar-benar serupa dengan sidang DK PBB. Dari awal sesi assembly bersama semua negara anggota dan Presiden DK PBB (Indonesia), sesi informal dan beberapa sesi komite harus dijalankan.

Dalam MSNS, para peserta langsung terjun dalam belajar bernegosiasi, berdiplomasi, membuat statement di setiap konferensi, public speaking, bahkan sampai pada sesi Press Conference. Dalam simulasi MSNS kali ini membahas khusus isu Kashmir, dengan memfokuskan pada peristiwa pengeboman di tanggal 14 Februari 2019 lalu. Dari kegiatan ini, para peserta diharapkan peka terhadap isu yang dibahas, bisa mengusulkan resolusi yang bisa menyelesaikan perselisihan, berdiplomasi dan bernegosiasi, dan berani untuk mengutarakan pendapat dan berbicara.

Kegiatan MSNS ini sangat disambut baik oleh mahasiswa dan setiap universitas. Melalui kegiatan ini banyak sekali benefit yang bisa didapatkan terutama bagi mahasiswa. Banyak wawasan, pengetahuan, pengalaman dan softskill yang bisa diasah melalui kegiatan ini. MSNS tidak hanya mempersempit peluang bagi peserta Sesparlu, yaitu para diplomat untuk berlatih dalam sidang multilateral, tetapi juga memberikan kesempatan yang luas untuk mahasiswa untuk turut aktif dalam simulasi sidang, berbicara, mengutarakan pendapat dan bernegosiasi. Hal-hal ini yang sangat mendukung dan bisa memfasilitasi mahasiswa dengan baik untuk bekal di masa depan. Maka dari itu, kegiatan MSNS ini sangatlah baik dan diharapkan pihak Kementerian Luar Negeri bisa terus membuka peluang ini bagi para mahasiswa untuk menjadi salah satu platform lain untuk belajar di samping kegiatan belajar mengajar di kelas.

Graciana Putri Priana