Kuliah Tamu Dinamika Pertahanan Indonesia: Hari Ini dan Esok

Pada hari Sabtu, 12 Juni 2021, Departemen Hubungan Internasional Universitas Binus mengadakan kuliah tamu sebagai bagian dari mata kuliah Strategi Pertahanan Indonesia. Mengambil tema “Indonesia Defence Dynamics: Today and Tomorrow”, kuliah tamu dibawakan oleh Frega Wenas Inkiriwang, M.I.R., M.M.A.S. dari London School of Economics and Political Science. Berlatar belakang perwira di TNI Angkatan Darat, Inkiriwang adalah seorang sarjana prajurit yang juga dosen di Universitas Pertahanan Indonesia. Membahas dinamika pertahanan Indonesia, kuliah tamu ini dihadiri oleh mahasiswa International Relations Global Class yang mengambil mata kuliah semester ini dan peserta eksternal lainnya. Kuliah tamu dilaksanakan secara virtual melalui Zoom selama dua jam.

Kuliah dimulai dengan mendefinisikan pertahanan di mana Inkiriwang menyoroti kepentingan nasional, termasuk kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Mengingat beragamnya definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pertahanan adalah upaya suatu negara dalam melindungi faktor-faktor tersebut di atas dari ancaman atau campur tangan pihak luar. Ia melanjutkan dengan memberikan evolusi ancaman terhadap pertahanan Indonesia. Menurut Buku Putih Kementerian Pertahanan Indonesia terbaru, ancaman militer, non-militer, dan hibrida dianggap sebagai aspek utama yang perlu dilawan oleh sistem Pertahanan Indonesia dalam memastikan keamanan nasional. Menghadapi laju evolusi ancaman yang cepat, Inkiriwang menjelaskan revolusi militer sebagai alat penyeimbang. Dengan kemajuan teknologi, pertahanan Indonesia masih sangat bergantung pada operasi domain maritim, darat, dan udara meskipun telah berupaya dalam pembentukan dunia maya.

Ketika masyarakat hidup di era di mana kemajuan teknologi adalah hal biasa, bentuk konflik baru telah muncul. Inkiriwang memaparkan munculnya perang sosial virtual di mana masyarakat telah ditargetkan untuk menciptakan ketidakstabilan keamanan nasional melalui cara ini. Dia berpendapat bahwa perang semacam itu bertujuan untuk mencari supremasi dari saingan potensial, yang mengarah ke fragmentasi sosial. Fragmentasi tersebut disebabkan oleh disinformasi, berita palsu, manipulasi, dan propaganda dengan kehadiran internet. Oleh karena itu, Inkiriwang menilai ada urgensi untuk mengaktualisasikan kembali strategi pertahanan Indonesia. Dia menekankan perlunya mengkonfigurasi ulang cara masyarakat memandang pertahanan. Selaras dengan pepatah Latin, Si Vis Pacem Para Bellum —yang berarti “jika Anda menginginkan perdamaian, bersiaplah untuk perang”—ia menunjukkan pentingnya pertahanan sebagai pendukung departemen pemerintahan utama, sehingga tidak lagi menjadi pilihan terakhir.

Dari dinamika pertahanan Indonesia, Inkiriwang memberikan beberapa refleksi untuk masa depan. Melihat perkembangan ancaman terhadap keamanan nasional Indonesia, ia menyarankan perumusan strategi pertahanan. Dari segi sarana, ia menekankan pentingnya partisipasi wajib masyarakat untuk cadangan di militer. Meskipun demikian, gagasan seperti itu tampaknya kontras dengan ketersediaan sumber daya. Mengingat hanya kurang dari 1% dari APBN yang dialokasikan untuk pertahanan, ia menyarankan untuk meningkatkan anggaran pertahanan menjadi 2-3%, sehingga mewujudkan ide tersebut. Dalam hal identifikasi ancaman, Inkiriwang menunjukkan kelemahan dalam pemerintah Indonesia dalam mengartikulasikan ancaman, menciptakan ambiguitas bagi pesaing potensial. Meski memiliki kebijakan luar negeri ‘Bebas Aktif’, ia meyakini hal itu tidak serta merta menyiratkan netralitas. Inkiriwang mencontohkan bagaimana Presiden Soekarno menerapkan kebijakan tersebut sambil secara garang mengartikulasikan potensi ancaman eksternal.

Dalam sesi tanya jawab, dibahas beberapa pembahasan mengenai pengukuran ancaman, pengadaan pertahanan dengan isu Rusia, dan respon alutsista Indonesia terhadap maraknya perang sosial virtual yang dilakukan oleh para ekstremis. Secara keseluruhan, kuliah tamu ini merupakan sesi informatif dalam mempelajari dinamika pertahanan Indonesia, memberikan beberapa wawasan tentang bagaimana pertahanan negara kita merespons ancaman masa lalu, saat ini, dan masa depan untuk menjamin keamanan nasional.