Virtual Study Visit Mahasiswa BINUS ke Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam

Pada hari Jumat, 11 Juni 2021, mahasiswa Program Kelas Global Jurusan Hubungan Internasional Binus University melakukan kunjungan belajar virtual ke Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam. Para siswa yang dipimpin oleh Wakil Ketua Program Kelas Global, Dr. Paramitaningrum, diterima oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, H.E. Pak Vincent Piket. Kunjungan ini juga dihadiri oleh Direktur Global Binus, Dr. Diah Wihardini, Manajer Kelas Global, Ibu Greta Vidya Paramita, dan seluruh Staf Kelas Global.

Dalam sambutan pembukaan, Dubes Piket disambut dengan inisiatif kunjungan virtual ini. Ia juga menyampaikan apresiasi atas upaya BINUS University untuk mendidik mahasiswa Indonesia berwawasan internasional yang pada dasarnya penting bagi kaum muda. Kemudian, Dr. Diah Wihardini, Direktur Binus Global menjelaskan bagaimana dukungan Global Class Program dalam kegiatan internasional untuk membantu paparan mahasiswa dan kunjungan studi merupakan salah satu programnya yang dapat membantu mahasiswa dalam mengenal dunia kerja di sebuah organisasi internasional dan memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang kolaborasi kelembagaan.

Sesi pembukaan dilanjutkan dengan sesi foto dan Dubes Piket memulai kuliahnya dengan tema “The EU-Indonesia Relations”. Dia mulai dengan sejarah hubungan UE-Indonesia serta kerjasama ekonomi dengan kemitraan dan kesepakatan bilateral. Oleh karena itu, ia mencontohkan tahun 2014, sebagai tonggak perjanjian komprehensif dengan EU-Indonesia Partnership and Cooperation Agreement (PCA) mulai berlaku. Dubes Piket juga memaparkan prioritas UE saat ini, seperti pemulihan hijau pandemi COVID, iklim, dan ekonomi sirkular, Eropa digital, dan kebijakan luar negeri. Saat pandemi COVID melanda, warga negara UE mengalami kerugian PDB yang serius, yang membuat UE menghadapi utang dengan peraturan ‘tidak bepergian’. Namun, UE masih membuka perbatasannya untuk pelajar dan cendekiawan karena parlemen mengetahui dampak bagi siswa akademis atau intelektual untuk bepergian ke Eropa untuk tujuan pendidikan, vaksin e-sertifikat sangat penting untuk bepergian ke UE.

Sebagai mitra dagang terbesar ke-4 pada tahun 2020, UE memberikan kontribusi lebih dari 20,7 miliar euro pada tahun 2020 dan UE adalah investor non-Asia utama Indonesia dengan lebih dari 25,7 miliar euro saham FDI. Dengan Kebijakan ‘Kesepakatan Hijau’ Eropa, UE membangun kembali implementasi proyek yang lebih baik lintas batas. Dia juga menjelaskan investasi UE lebih dari 10 juta euro untuk ‘keanekaragaman hayati laut di segitiga karang dan perikanan pesisir’ di Maluku Utara dan Sulawesi Utara dengan tujuan untuk mengelola perikanan pesisir dan KKP terpilih serta meningkatkan kapasitas untuk pengelolaan ekosistem laut di seluruh Inisiatif Segitiga Terumbu Karang. Belum lagi UE juga bekerja sama dengan Indonesia melalui ASEAN untuk memerangi masalah lingkungan regional melalui banyak program. Piket juga menyatakan bahwa UE telah memberikan dukungan untuk respons COVID-19 yang komprehensif dan inklusif di Indonesia dengan memfasilitasi tanggap darurat dengan lebih dari 1,1 juta euro untuk mendukung pemulihan ekonomi dan ketahanan rumah tangga dalam ‘I am Safe Project’-nya.

Namun, seperti banyak negara yang menderita akibat pandemi COVID-19, ia berbagi perjuangan kaum muda Uni Eropa untuk mendapatkan pekerjaan selama pandemi dan, kesejahteraan dan kesehatan mental mereka juga terpengaruh dengan tingkat depresi, kesepian yang tinggi. , ketegangan, kecemasan, bahkan pikiran untuk bunuh diri. Dalam kuliah ini juga disebutkan partisipasi BINUS dalam ERASMUS dan International Credit Mobility, serta Capacity Building in Higher Education (CBHE), dan EU Support to Higher Education in ASEAN Region (SHARE).

Pada akhirnya, kunjungan virtual ditutup dengan sesi tanya jawab yang berujung pada diskusi tentang beberapa hubungan Indonesia dengan UE, secara politik dan ekonomi. Para siswa sangat aktif dalam memberikan berbagai pertanyaan kepada duta besar yang merupakan pengalaman yang mencerahkan bagi semua peserta. Secara keseluruhan, ini merupakan kunjungan virtual yang informatif dalam mempelajari hubungan UE-Indonesia, khususnya di tengah Pandemi COVID -19