Participation in The 5th Bali Democracy Students Conference: An Invaluable Venue of the Role of Youth

Pada tanggal 19 November 2021, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menyelenggarakan The 5th Bali Democracy Students Conference (BDSC). BDSC merupakan forum yang bertujuan untuk mendorong penyebaran dan peningkatan nilai-nilai demokrasi kepada kalangan generasi muda. BDSC memberikan kesempatan untuk bertukar pandangan, ide, pengalaman, dan praktik terbaik di antara siswa. Konferensi ini juga menyediakan jalan untuk terlibat dengan dan menyerap pandangan dan masukan dari pejabat pemerintah dan masyarakat sipil. 

BDSC merupakan konferensi pendahuluan untuk Bali Democracy Forum (BDF) dimana pertama kali diresmikan pada tahun 2008 sebagai jalan untuk mendorong arsitektur demokrasi yang lebih progresif dan kuat di kawasan Asia-Pasifik. Sejak awal, acara ini telah memfasilitasi dialog dan berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam mengelola beragam perspektif dalam lingkungan yang demokratis – dengan tetap menjunjung tinggi prinsip kesetaraan, saling pengertian dan saling menghormati. Sejak tahun 2017, BDF semakin berkembang melalui pelibatan mahasiswa dalam Bali Democracy Students Conference (BDSC). Pada tahun kelima BDSC, konferensi ini menjadi acara pendahuluan menuju BDF ke-14 yang akan diselenggarakan pada tanggal 9 Desember 2021. 

BDSC 2021 ini mengangkat tema “Forging the Role of Youth in Democracy: Towards Social Inclusivity and Sustainable Economic Recovery”. Tema ini diangkat dengan kepentingan bahwa dunia kita sekarang membutuhkan usaha signifikan dari masyarakat internasional untuk mengencangkan pertumbuhan negara-negara yang berkelanjutan sebagai usaha penyembuhan dari pandemi COVID-19. Di saat yang bersamaan, usaha ini membutuhkan kerjasama yang mendalam antar bangsa. Maka dari itu, perhatian terhadap inklusivitas juga krusial untuk mencapai pemulihan ekonomi berkelanjutan. Pada BDSC 2021, terdapat 133 siswa dari seluruh penjuru dunia yang berkontribusi dengan berdiskusi mengenai isu-isu penting dari tema yang ada serta menghasilkan outcome document yang akan dilanjutkan kepada BDF. 

Belinda Nur Fadillah, seorang mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara tahun ketiga, berkesempatan menjadi salah satu anak muda yang berkontribusi dalam BDSC 2021. Belinda terpilih menjadi partisipan BDSC 2021 dengan melalui serangkaian penilaian yang perlu dilalui. Dengan minat Belinda yang tinggi dalam topik pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, dia dipilih menjadi partisipan dalam chamber ekonomi BDSC 2021. 

Meskipun hadir hanya sebagai partisipan, tetapi pengalaman yang Belinda dapatkan sangat tak ternilai. Dalam chamber ekonomi, terdapat tiga topik pembahasan utama yaitu:

  • Empowering MSMEs with Economic Digitalization
  • How YOUth Can Take Action for Sustainable Economic Recovery
  • Role of Minority Groups in Economic Development

Belinda berkesempatan untuk mendengarkan presentasi mengenai isu-isu tersebut yang dibawakan oleh anak muda dari Indonesia dan juga ada siswi dari Korea Selatan. Selanjutnya, para partisipan memiliki diskusi mengenai identifikasi akar permasalahan yang dapat menghalang pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif. Para partisipan memberikan pendapatnya pertama-tama melalui Miro, sebuah fasilitas brainstorming online. Setelahnya, partisipan memberikan solusinya juga dalam Miro. Diantara sesi brainstorming akar permasalahan dan solusi, partisipan diberikan waktu untuk menyatakan secara verbal depan umum, dimana Belinda beberapa kali dipilih untuk berbicara menyatakan pendapatnya.

 

Para partisipan akhirnya setuju bahwa akar permasalahan yang menghambat pertumbuhan yang berkelanjutan di Indonesia dan dunia adalah korupsi, ketimpangan pendapatan pekerja, dan butuhnya pemulihan sektor pariwisata secara signifikan. 

Kemudian, substansi outcome document dirancang secara lebih komprehensif oleh panitia BDSC 2021 yang akan dibawa dalam BDF 2021 nanti. Belinda mendapatkan pelajaran bahwa peran anak muda, jika diberi peluangnya, dapat benar-benar membantu perkembangan dunia. Suara anak muda perlu untuk didengar dan dipikirkan solusi praktisnya oleh pemegang kebijakan dunia. Belinda harap outcome document dari BDSC tidak akan sia-sia dalam BDF nanti. Dia percaya bahwa kini seluruh negara di dunia membutuhkan pelaksanaan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini tidak dapat dikesampingkan, sebuah cost perlu dialami untuk mendapatkan benefit yang long-term. Seluruh kalangan masyarakat penting untuk berkontribusi dalam penyembuhan ekonomi kita, maka diperlukan ekonomi yang inklusif juga. Pesan yang dapat Belinda rangkum setelah BDSC adalah “everyone matters and every step matters”, maka, mari kita melangkah bersama-sama dengan rasa peduli yang kuat sehingga tidak ada yang tertinggal dalam perkembangan dunia. 

 

Belinda Nur Fadillah