Indonesia Harus Merancang Program Pembangunan Kekuatan Pertahanan Jangka Panjang: Dosen HI Binus

Pada Rabu, 29 Desember 2021, dosen Hubungan Internasional (HI) Universitas Bina Nusantara (BINUS), Dr. Curie Maharani Savitri, menjadi narasumber webinar bertajuk “Dinamika Persenjataan Global dan Proyeksi Pembangunan Pertahanan Indonesia 2045” yang diadakan oleh Laboratorium Indonesia 2045 (Lab 45).

Webinar ini membahas faktor-faktor struktural yang dapat memengaruhi dinamika persenjataan global serta prospek pembangunan kekuatan pertahanan Indonesia hingga 2045. Selain Dr. Curie, narasumber lain webinar ini antara lain Adhi Priamarizki, peneliti S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Fitriani, peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), dan Iis Gindarsah, analis Lab 45. Webinar ini dimoderatori Reine Prihandoko, analis Lab 45.

Dalam diskusi ini, Iis Gindarsah dan Dr. Curie membahas hasil penelitian tim analis Lab 45, yang terdiri atas Iis Gindarsah, Dr. Curie Maharani, Reine Prihandoko, Febry Triantama, dan Guntur Lebang. Penelitian tersebut membahas mengapa negara mengadopsi pendekatan yang berbeda-beda dalam mengembangkan kemampuan angkatan bersenjatanya. Faktor-faktor struktural yang diidentifikasi dapat memengaruhi dinamika persenjataan global antara lain adalah kapasitas ekonomi pertahanan, potensi produksi senjata, dan kapabilitas teknologi militer. Kemudian, menggunakan data tentang faktor-faktor tersebut, penelitian ini mendiskusikan prospek pembangunan kekuatan pertahanan Indonesia hingga 2045.

Temuan penelitian tim analis Lab 45 ini adalah: Pertama, Indonesia berada pada posisi yang masih rendah dalam dinamika persenjataan global, yaitu pemeliharaan persenjataan. Kedua, rendahnya posisi Indonesia tersebut disebabkan indikator yang rendah pada determinan ekonomi pertahanan, yakni anggaran, belanja, dan penelitian dan pengembangan pertahanan, serta adopsi teknologi. Penelitian ini merekomendasikan agar pemerintah memperbaiki posisi Indonesia dalam dinamika persenjataan global dengan merancang program pembangunan kekuatan pertahanan jangka panjang dan mulai mengadopsi tata kelola ekonomi pertahanan yang terbukti memfasilitasi revolusi krida yudha di negara-negara menengah dan kecil seperti Inggris dan Singapura.

Diskusi dilaksanakan melalui Zoom oleh Lab 45, lembaga kajian yang menyelaraskan antara ilmu pengetahuan dan praktik empiris di bidang peramalan strategis. Diskusi ini disiarkan secara langsung di kanal YouTube Lab 45: https://www.youtube.com/watch?v=XEZ8__hNowQ&t=3s.

Tangguh Chairil