Patterns of Transnational Crime in Indonesian Borders

Pada Sabtu, 14 Januari 2023, Program Studi Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara (Prodi HI Binus) mengadakan kuliah tamu bertajuk “Patterns of Transnational Crime in Indonesian Borders”.

Pada kuliah tamu ini, Prodi HI Binus mengundang Andi Raihanah Ashar (Hana), alumni HI Binus yang bekerja di Semar Sentinel, perusahaan konsultan yang berspesialisasi dalam intelijen bisnis dan keamanan. Hana bekerja sebagai analis utama untuk keamanan maritim dan kontraterorisme. Hana adalah alumni HI Binus yang lulus pada 2021 dan kini menjadi mitra GLS (global learning system) Prodi HI Binus untuk mata kuliah Introduction to Security Studies.

Pada kuliah tamu ini, Hana menyampaikan topik tentang pola-pola kejahatan transnasional di perbatasan Indonesia. Ia memulai dengan menekankan pentingnya literasi data sebagai analis keamanan. Ia kemudian menjelaskan pola-pola ancaman terorisme global serta pola-pola penangkapan terduga teroris di Indonesia pada 2022.

Hana kemudian menjelaskan profil para terduga teroris asal Indonesia yang dideportasi dari negara-negara lain. Lalu, ia menjelaskan riwayat perjalanan para terduga teroris tersebut.

Hana kemudian menjelaskan bagaimana para terduga teroris tersebut mengeksploitasi penjagaan perbatasan dan imigrasi Indonesia. Lalu, ia menjelaskan bagaimana strategi kontraterorisme yang efektif untuk mencegah mobilitas para terduga teroris tersebut melalui perbatasan Indonesia.

Hana juga menjelaskan perlunya MDA (maritime domain awareness) untuk penjagaan keamanan perbatasan maritim Indonesia. Ia menjelaskan domain maritim kepulauan Indonesia, ancaman dan risiko keamanan di zona maritim Indonesia, ancaman maritim di Asia, serta ancaman maritim dari kapal-kapal gelap (dark vessel) yang mematikan transponder mereka.

Menurut Hana, agar dapat meningkat dari negara maritim menjadi kekuatan maritim, Indonesia membutuhkan pembangunan MDA dari aspek organisasi, kebijakan, dan teknologi. Hana menjelaskan kebutuhan pengumpulan informasi dan intelijen serta fusi antara berbagai lembaga. Terakhir, Hana menjelaskan perlunya peta jalan untuk MDA Indonesia.